Yayasan Baktimed dan Diaspora Eropa Beri Sumbangan ke Rumah Sakit Apung dr. Lie Darmawan

530

Baca juga: Pemerintah Dorong Pengembangan Kawasan Industri Kendal sebagai Super Koridor Jawa Utara

“Ini suatu kerja sama yang pas dan saling mengisi. Yayasan doctorSHARE berpengalaman lebih dari 10 tahun di lapangan dan memiliki fasilitas RSA memadai.”

“Sementara Baktimed nantinya akan memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat terpencil dengan menggunakan pesawat-pesawat kecil,” lanjut Wahid, alumnus Sastra Inggris UGM.

Dr. Lie mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Baktimed.

Dr. Lie menyambut baik uluran kerja sama dan bersinergi, mengingat keduanya memiliki tujuan yang sama.

Yakni membantu masyarakat yang kurang mampu di bidang kesehatan yang tinggal di daerah terpencil.

Baca juga: Produk Merchandise Kafegama DIY Diluncurkan, Hasil Penjualan untuk Kegiatan Sosial

Wahid, yang juga mantan Kepala Desk Diaspora Kemlu, secara khusus mengucapkan terima kasih kepada PETJ yang secara spontan melakukan fund raising di Eropa.

PETJ adalah wadah perhimpunan masyarakat Indonesia (diaspora) di 19 negara Eropa yang peduli dan mendukung pemerintah untuk mencapai Indonesia maju.

Dr. Lie sempat mengajak tim Baktimed dan PETJ untuk melihat dari dekat fasilitas RSA miliknya.

Dia bercerita bahwa sepulangnya dari Jerman, dia membeli sendiri kapal nelayan bekas dan dengan kemampuan keuangannya sendiri mengubahnya menjadi rumah sakit apung pertama di Indonesia.
Yayasan yang dipimpinnya saat ini memiliki sekitar 1.000 sukarelawan dari berbagai keahlian. (Th)

Baca juga: Cerita Gede Mantrayasa, Bangun Kebun Berdaya sebagai Sumber Pangan dan Ruang Kreatif Masyarakat