Menilik Upaya KAGAMA Bali Jaga Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi

246

Baca juga: Benarkah Puasa Ramadan Menurunkan Imunitas?

Lahan tersebut kemudian dimanfaatkan untuk membikin dua kolam lele dari terpal.

Kolam berbentuk lingkaran itu dilengkapi dengan aerator oksigen. Adapun setiap kolamnya diisi 100 bibit ikan lele.

Tak hanya itu, sayur-sayuran juga ditanam di sekitar areal lahan.

Sementara itu, warga mendapatkan pelatihan dan penyuluhan dari pakar ternak lele di Denpasar, Januar Pribadi.

“Urban farming ini adalah antisipasi jangka pendek dan menengah untuk mereka yang kehilangan pekerjaan,” kata Mantrayasa.

Baca juga: Pengalaman Budi Setiyono di Perhutani: Rumahnya Pernah Dirusak Usai Tangkap Pencuri Kayu

“Ada kuli bangunan, ojek online, dan serabutan. Kami berdayakan mereka daripada tidak ada aktivitas di rumah.”

“Sumbangan sembako hanya bertahan 1-2 hari, sementara kegiatan mina tani ini bisa berkelanjutan,” terangnya.

Mantrayasa berharap, mina tani binaan KAGAMA Bali ini bisa menjadi unit usaha baru pada waktu yang akan datang.

Karena itu, kata dia, warga bakal belajar mengenai teknik pengemasan makanan sampai strategi pemasaran.

Baca juga: Dokter Spesialis Anak RSA UGM Ingatkan Pentingnya Imunisasi di Tengah Pandemi

Secara terpisah, perwakilan KAGAMA Care, Dradjat Wibowo, mengatakan, pihaknya bersama Pengda KAGAMA Bali memang memiliki tekad untuk berpartisipasi.

Yakni dengan memberikan subsidi yang dibutuhkan untuk mengembangkan Tegeh Sari Berdaya.

“Sehingga, Tegeh Sari bisa menjadi percontohan di kota ini. Warga pun bisa mengelola pangan dan mengelola tanaman sendiri,” ujar Dradjat di Instagram KAGAMA Bali.

“Serta bisa menghasilkan sesuatu yang kemudian bisa berguna bagi banyak orang,” pungkasnya.
 (Ts/-Th)

Baca juga: Langkah Wakil Bupati Banyumas Alumnus UGM Perketat Penjagaan Larangan Mudik