165 Alumni Senandungkan Lagu Ibu Pertiwi untuk Bangun Semangat Indonesia Lawan Covid-19

1464

Baca juga: Wabah Corona di Mata Guru Besar Kehutanan UGM adalah Obat Kesembuhan Alam Semesta

Kemudian diikuti oleh KAGAMA Beksan Jabodetabek, KAGAMA Bersenandung, KAKGIGAMA, KAGAMA Sekar Gendhing, Karawitan, dan KAGAMA Marching Band, dan sebagainya.

“Jadi yang berpartisipasi cukup mewakili KAGAMA, karena merata dari berbagai fakultas, angkatan, dan komunitas,” ujar Produser project kolaborasi ini, Kusuma Prabandari.

Dalam pengemasan lagu ini, ada beberapa orang yang berperan di balik layar. Puisi selingan lagu dibacakan oleh Dedy Zebua dan Bertha Sukenda. Ada juga Bayu Nerviadi yang membantu mengaransemen lagu.

Aransemen musik, mixing dan mastering oleh Agus Wahyudi, tim produksi oleh Ito Sumardi dan Hendricus Widi, serta editor oleh Tri Sulistyo.

Lalu untuk vocal guide, ada Ironia Irto (sopran), Nining Setyo (alto), Stefanus Widyamurdani (alto), Ito Soemardi (Bass), serta video guide oleh Bernadeta Kusdiantari dan Dwi Wahyu Pradono.

Proses di balik layar KAGAMA Virtual Choir 'Ibu Pertiwi'. Foto: Ist
Proses di balik layar KAGAMA Virtual Choir ‘Ibu Pertiwi’. Foto: Ist

Baca juga: Dirut PT Danareksa Sekuritas Alumnus UGM Beberkan Tips Menjadi Kartini Masa Kini yang Sukses

“Ini persembahan dari kita, untuk kita, dan untuk Indonesia. Walaupun ini project sederhana. Kita patut berbangga,” tutur Kusuma.

Editor video, Tri Sulistyo mengungkapkan, ini merupakan salah satu video yang terumit yang pernah disuntingnya.

“Kerumitan itu sudah datang sejak saya menerima kiriman video dari teman-teman. Proses downloadnya memakan waktu lama, karena ukurannya besar-besar,” tuturnya.

Kerumitan lain juga dia hadapi saat menyeragamkan semua suara dari 165 alumni, agar semua mulut tiba di ketukan yang sama.

Sementara, tim produksi lain juga mengalami kendala yang berkaitan dengan teknis penyempurnaan video dan lagu, serta kekompakkan 165 alumnus untuk mengirim video sesuai teknis yang dianjurkan.

Baca juga: Kepedulian KAGAMA Penajam Paser Utara dalam Penanganan Wabah Corona

“Bagaimana video ini bisa bernuansa semangat juga tidak mudah. Pada intinya persembahan ini menjadi semacam doa,” ujar alumnus Fakultas Kehutanan UGM ini.

Belinda mengatakan, KAGAMA sudah banyak berkontribusi. Giliran komunitas-komunitas KAGAMA ini berusaha melengkapinya dengan memberikan semangat.

Dengan ruang gerak yang terbatas sekarang, KAGAMA Virtual Choir tetap berusaha berkarya.

“Paling tidak, bisa mempersembahkan semangat di tengan pandemi melalui karyanya itu,” jelasnya.

Kusuma menambahkan, KAGAMA Virtual Choir juga mengapresiasi kesediaan para alumnus meluangkan waktunya bernyanyi, mengingat ketika di rumah pasti akan ada berbagai interupsi dan kendala teknis.

“Di awal-awal rumit, tetapi selesai juga dan bisa dinikmati. Ini yang biasa kita rasakan sehari-hari, tadinya sulit menjadi indah di akhir,” jelasnya.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi titik awal bahwa komunitas seni di KAGAMA bisa berkolaborasi dalam bentuk apapun,” pungkasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Sumbangsih KAGAMA Samarinda untuk Cegah Penyebaran Covid-19