Gubernur Bank Indonesia Alumnus UGM Sebut Pelemahan Rupiah Bersifat Sementara

283

Baca juga: Musyawarah Inklusif Dibutuhkan Demi Penggunaan Dana Desa yang Lebih Optimal

Ketua Umum Keluarga Alumni FEB UGM (KAFEGAMA) ini menjelaskan, apabila pandemi Covid-19 semakin cepat diatasi, dampak ke sektor ekonomi dan keuangan semakin cepat diminimalkan.

Bahkan, Perry menilai, dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi sangat minimal dan inflasi tetap terkendali.

“Sebab, yang pertama ketersediaan pasokan cukup, kedua kesenjangan output atau output gap masih negatif,” ujar Perry.

“Ketiga, kredibilitas kebijakan moneter untuk memastikan stabilitas harga dan sasaran inflasi (3+1%) tercapai.”

“Termasuk melalui koordinasi bersama TPIP (Tim Pengendali Inflasi Pusat) dan TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah). Keempat, pelemahan rupiah saat ini bersifat temporer karena kepanikan global,” terang pria kelahiran 1959 ini.

Baca juga: Kegiatan Ini Sebabkan Malaria Sulit Dieliminasi di Bukit Menoreh

Menurut Perry, sentimen terhadap pasar keuangan Indonesia kini semakin membaik.

Hal itu dibuktikan dengan tren penguatan nilai tukar rupiah yang bergerak stabil.

Begitu pula Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penguatan.

Sementara itu, investor asing juga tercatat mulai membeli surat berharga di pasar sekunder dan posisi outflow menurun.

Perry mengatakan, pihaknya bersama Pemerintah terus melakukan koordinasi dalam mendorong ekonomi.

Baca juga: Butuh Komitmen dari Tokoh Masyarakat untuk Mengimplementasikan Gerakan Masyarakat Cinta Sehat