Jusuf Kalla, Pria Romantis yang Tak Ucapkan ‘I Love You’ kepada Istrinya

642

Baca juga: Hasto Wardoyo Persembahkan UGM Award untuk Rakyat Kulonprogo

Sebab saat menjabat wapres, tutur HB X,  Pak JK menjadi Diplomat ulung dalam penyelesaian masalah Aceh dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2005.

“Perdamaian itu berawal dari memonya yang membuat Presiden SBY memutuskan mengunjungi Istana Wapres di Medan Merdeka Selatan, pada 10 Januari 2005 untuk membahas memo tersebut,” ujar HB X.

“Akhirnya dalam Nota Kesepahaman antara Indonesia dan GAM di Helsinki, Finlandia, disepakati sejumlah isu tentang Amandemen Undang-Undang tentang Otonomi Khusus Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), membuat Pemerintahan Aceh yang baru, dan pembentukan Partai Lokal,” terang pria kelahiran 1946 ini.

HB X memandang bahwa kepiawaian Pak JK sebagai pelobi ulung tidak hanya terjadi dalam satu atau dua kasus saja.

Kasus lain yang berhasil diselesaikan pria asal Bone, Sulawesi Selatan, ini menjadi anggota tim perunding dalam Perjanjian Malino I tentang konflik Poso dan Malino II di Ambon.

“Bagi Husein Abdullah, Juru Bicara Istana Wakil Presiden, JK adalah sosok dengan ‘deposito’ jalan keluar spontan dari aneka persoalan,” ucap HB X.

“Barangkali itulah sikap dasar orang Bugis-Makassar yang terbiasa menyelesaikan persoalan secara kaku, pantang berubah, sebab siri’ memerlukan pemenuhan seketika,” jelas lulusan Fakultas Hukum UGM ini.

Baca juga: Arti Anugerah HB IX Award 2019 yang Diterima Jusuf Kalla pada Dies Natalis ke-70 UGM

Di sisi lain, kendati gesit dalam memecahkan masalah kenegaraan, Pak JK butuh waktu lama kala harus mengungkapkan isi hatinya kepada sang istri tercinta, Ibu Mufidah, melalui surat cinta.

HB X membeberkan hal ini setelah mendengar cerita romantisme Pak JK dari jubir istana wapres periode lalu, Husein Abdullah.

“Dulu Pak JK sempat berdiam diri tiga hari di kantor. Tak terima tamu dan tak mau diganggu. Ternyata Bapak mempersiapkan pidato perkawinan emasnya,” ujar HB IX.

“Dalam pidatonya, Pak JK justru berkata ‘maafkan Saya tidak pernah mengucapkan I love you padamu’, untuk Ibu Mufidah.’ Itulah salah satu karakter khas pria Bugis yang tak biasa dengan kata-kata bersayap,” kata bapak lima orang anak ini lagi.

HB X menilai bahwa sitem nilai Bugis-Makassar, yakni kana, membuat JK tidak melebih-lebihkan kata.

Pak JK juga dinilainya sederhana, selalu merasa cukup dengan kebutuhan hidup, bukan keinginan hidup, serta kaget kalau melihat kawannya memakai baju atau jam tangan mewah.

Selanjutnya, HB X melihat Pak JK juga memiliki integritas, baik sebagai pribadi maupun pejabat pemerintahan.

“Pengabdiannya itu berkesesuaian dengan moto kerjanya: ‘Lebih Cepat, Lebih Baik’ yang berakar pada tradisi Bugis siri’,” tutur HB X. (Tsalis)

Baca juga: Nama Didi Kempot Kembali Bergema dalam Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-70 UGM