Upaya Membangun SDM Indonesia Maju Perlu Diimbangi dengan Kearifan Lokal

251

Dalam kerangka revolusi industri 4.0, berbagai sektor pembangunan sudah merambah ke bigdata, artificial inteligent, dan sebagainya.

Menurut Panut, Indonesia perlu menuju ke sana dengan cepat.

“Kompetisi yang terjadi sekarang kompetisi inovasi.”

“Sekarang sudah ada unicorn dan decacorn, itu bukti kita sudah melakukan inovasi.”

“Namun, sayangnya obyektivitas dalam berinovasi di bidang sistem itu masih kurang.”

“Misalnya kita pintar membuat sistem perdagangan, tetapi produk yang dijual punya siapa?” urai Panut.

Baca juga: Munas XIII Kagama Akan Gelar Selebrasi Keberagaman Lewat Kesenian

Menurutnya, perlu ada inovasi dan kreatifitas bangsa yang ditopang dengan produk buatan sendiri.

Di samping itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang pasar dan kemitraan.

“Kadang kita bisa memproduksi sesuatu, tetapi tidak tahu cara menjualnya.”

“Di situ pentingnya mengembangkan pengetahuan tentang pasar dan kerja sama dengan mitra,” jelasnya.

Sementara Rektor Universitas Udayana, Prof.Dr.dr. Raka Sudewi, SpS (K), menyampaikan bahwa persoalan SDM adalah hal krusial.

Dia merasa prihatin dengan temuan dari data Global Innovation Index (GII) tentang kompetensi SDM Indonesia yang hanya memperoleh skor 29,72 (skala 1-100).

Usia Indonesia pada tahun 2045 mencapai 100 tahun.

Kemudian 70 persen masyarakat Indonesia merupakan generasi milenial.

Dalam kurun waktu sebelum satu abad itu, Indonesia harus pandai-pandai memanfaatkan kesempatan.

Baca juga: Munas Kagama XIII Ingin Beri Solusi Sistematis Guna Atasi Persoalan Bangsa

Raka menyetujui, jika pembangunan SDM Indonesia harus didorong dengan kemampuan inovasi berbasis digital.

Meskipun demikian, tidak hanya cukup dengan inovasi.

Untuk mendapatkan nilai yang lebih baik di GII, kata Raka, inovasi dan kreativitas harus diimbangi dengan menguatkan jati diri bangsa, wawasan kebangsaan, dan menggali nilai-nilai kearifan lokal.

Selain kedua pembicara di atas, hadir juga pembicara lainnya yakni, ekonom Faisal Basri, ekonom Hendri Saparini, serta CEO dan Direktur Utama Ruangguru Adamas Belva Syah Devara. (Kinanthi)