Maryanto: Saya Satpam, Anak Nggak Boleh Jadi Satpam!

1433

Baca juga: Wieke Ingin Alumni UKM Taekwondo Aktif Membimbing Juniornya

“Waktu itu Saya diberi uang Rp50.000 oleh beliau, katanya untuk membeli beberapa ekor ayam dan buku. Saya disuruh mengembangkan hewan ternak. Saya terngiang dengan beliau, memberi contoh dan ingin Saya maju dengan membaca buku,” ujarnya.

Kebaikan juga pernah Maryanto terima dari mahasiswa.

Ketika itu menjelang hari lebaran, ada mahasiswa yang memberinya uang.

“Katanya buat beli baju. Mahasiswa itu berterima kasih karena dulu Saya pernah membantu dia,” tutur Maryanto.

Kerja Keras, Ibadah, dan Sedekah

Kerja keras dan ibadah merupakan prinsip yang selalu dipegang Maryanto.

Kemudian yang tak kalah penting adalah bersedekah.

Dia percaya bahwa apa yang kita berikan pada orang lain pasti akan kembali lagi lewat berbagai jalan dan situasi.

Baca juga: Kelompok Tani di Kulonprogo Perlu Saling Bertukar Wawasan untuk Hasilkan Inovasi

Rezeki, kata Maryanto, tidak akan tertukar dan pergi jauh.

Tak perlu tergesa-gesa juga untuk dicari, apalagi jika manusia banyak bersedekah.

“Sedekah tidak ada batasnya. Berapapun yang dimiliki, berikan sebagai sedekah. Setelah itu rezeki malah ngalir terus,” ungkap Maryanto membuktikan balasan dari kebiasaannya bersedekah.

Dengan berbagai pencapaian itu, Maryanto merasa sudah cukup dan tidak menginginkan sesuatu yang lebih lagi dalam hidupnya.

“Manusia nggak ada cukupnya kalau minta sesuatu. Jadi harus dicukupkan,” tandasnya. (Kinanthi)

Baca juga: Intip Torpedo Rusia di Museum Bahari Jogja