Nana Tekankan Sikap Saling Menghormati di Teater Gadjah Mada

796

Baca juga: Ketua UKM Pencak Silat, Isfi: Gelanggang Tidak Pernah Tidur

Bila sudah terlalu sering menjadi aktor, mereka bisa belajar dengan divisi lain, misalnya belajar lighting, tata rias, dan sebagainya.

Berhubungan dengan hal administratif, TGM juga mengubah kurikulum dan AD-ART yang disesuaikan dengan kondisi organisasi ketika itu.

Sementara yang masih menjadi PR besar bagi TGM yaitu konflik pribadi antar anggota yang kerap terjadi di TGM, seperti perasaan dianak tirikan hingga persoalan pribadi yang dibawa ke ruang kolektif.

Di samping itu, ada lagi persoalan administratif seperti keuangan yang tersendat yang acap kali menghambat program-program TGM.

Libatkan TGM dalam FKY 2019

Selain melakukan berbagai perbaikan, Nana juga menekankan upaya sounding ‘nama’ TGM dengan terlibat di sebuah festival.

Nana mengatakan, tidak sedikit alumnus TGM yang berkiprah dalam penyelenggaraan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) 2019, mulai dari bagian operator hingga produksinya melibatkan alumnus TGM.

”Awalnya kita hanya menyediakan aktor, tetapi kemudian kita bantu juga di bagian pengajuan proposal dan artistiknya,” ujar perempuan asal Banyuwangi, Jawa Timur itu.

Suasana latihan TGM. Foto: Istimewa
Suasana latihan TGM. Foto: Istimewa

Baca juga: Kala Gelanggang Lengang

Berkat keterlibatannya di FKY, TGM kemudian lebih dikenal di masyarakat.

Secara garis besar, program-program kerja TGM yang direalisasikan tahun 2019 meliputi studi pentas, performing di acara PPSMB, workshop, Festival Teater Nasional di Medan, serta membantu penyelenggaraan kompetisi PORSENIGAMA.

Tidak Terlalu Stres Memikirkan Tanggung Jawab

Menjadi ketua UKM selama ini diakui Nana butuh perjuangan.

Beruntung dirinya dikelilingi oleh teman-teman yang selalu memberikannya masukan.

Diceritakan oleh Nana, temannya mengimbau agar dia jangan melulu memikirkan tanggung jawab, tetapi lakukan apa yang menjadi kegemarannya.

Ini menjadi kekuatan bagi dirinya untuk bertahan dan menghadapi segala tantangan menjadi ketua UKM.

Kekuatan lain yang membuat Nana kembali semangat yaitu ketika persiapan pentas tiba.

Baca juga: Unit Berkuda UGM Raih Juara Umum Equine Festival Competition 2019

Dikatakan olehnya, semua anak TGM terlihat kompak saat momen persiapan ini.

”Terasa banget kebersamaannya, cekcok-nya juga ketika memilih tema. Belum lagi jika alumni datang dan ikut nimbrung diskusinya makin berkembang,” jelas Nana.

Ajak Anak-anak TGM untuk Bersikap Respect

Besar harapan Nana agar TGM bisa menumbuhkan sikap respect-nya kepada orang lain.

”Aku belajar bersikap respect itu dari TGM, karena menurutkan itu juga yang kurang di kita. Sering kali kita hanya fokus pada sesuatu yang ideal menurut kita, sehingga kita nggak bisa respect sama orang lain,” ujarnya.

Respect, kata Nana, tidak harus dengan sikap yang selalu menuruti.

Tetapi respect bisa dimulai dengan mendengarkan orang lain.

Baca juga: Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri Munas Kagama 2019

Sekber Seni Gelanggang jadi Tempat Berkeluh Kesah

Menjadi bagian Gelanggang, kata Nana, belum membuatnya betah di awal dia bergabung.

Nana hanya datang ke Gelanggang jika urusan itu berkaitan dengan TGM.

Apalagi ketika dia mulai bergabung dengan grup Sekber Seni Gelanggang.

“Mereka anak forkom, bayanganku bakal serius banget. Ternyata nggak, anak-anak Sekber Seni jadi tempat curhat kami, para ketua UKM. Kita bukan sekadar kumpulan ketua UKM, kita sahabat,” jelasnya.

Berkat keseruan bersama UKM Sekber Seni itulah, Nana mulai terbiasa membuka diri tentang berbagai masalah yang dialaminya selama menjadi ketua UKM.

Dia juga merasa terbantu oleh warga gelanggang yang lain untuk membangun hubungan dengan alumnus. (Kinanthi)

Baca juga: Plontjo dan Plontji dalam Penyambutan Mahasiswa Baru UGM Tahun 50-an