Menlu Sebut Pentingnya Pancasila Sebagai Perekat Bangsa yang Majemuk

245

Di sisi internal, kajian Lemhanas menunjukkan bahwa selama 7 tahun terakhir, sejak 2010 ketahanan nasional Indoensia dalam gatra ideologi berada dalam posisi kurang tangguh. Sementar di sisi eksternal memperlihatkan masuknya ideologi asing telah sampai di tingkat yang mengkhawatirkan.

Hal ini ditunjukkan dari hasil kajian dikalangan mahasiswa bahwa 23,5 % setuju dengan ISIS, 16,8% menyatakan tidak setuju Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, 17,8% menyatakan setuju dengan bentuk negraa khilafah.

“Yang lebih mengejutkan adalah 23,4% mahasiswa siap berjihad untuk mendirikan negara khilafah,” ungkapnya.

Hal tersebut mendorong UGM untuk menggelar kongres Pancasila selama dua hari, tanggal 23-24 Agustus yang diharapkan bisa menghasilkan rumusan dan rekomendasi yang dapat memberikan masukan pada bangsa dan negara.

Mengangkat  lima isu besar yakni peran Indonesia dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia, sisi universal Pancasila dalam perspektif bangsa-bangsa di dunia, keselarasan agama dengan nilai-nilai Pancasila, peran perguruan tinggi dalam pelembagaan dan pembudayaan Pancasila, serta Pancasila dan Generasi Muda.

Mengahdirkan sejumlah pembicara antara lain Mahfud MD, Anhar Gonggong, Robert William Hefner dan lainnya. (Humas UGM/Ika;foto:Firsto)