Satu Sikap yang Membuat Jusuf Kalla Raih HB IX Award dari UGM

205

Baca juga: Arti Anugerah HB IX Award 2019 yang Diterima Jusuf Kalla pada Dies Natalis ke-70 UGM

Penuturan Rektor Panut memang benar, merujuk sepak terjang Pak JK ketika menjadi wakil dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2009).

Dalam periode itu, Pak JK memiliki upaya keras dalam menghentikan konflik di Aceh.

Kala itu, pria yang punya panggilan Daeng Ucu di Makassar ini berhasil menjadi penengah antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Indonesia.

Kesepakatan damai pun dicatat pada 15 Agustus 2005, dengan perundingan kedua belah pihak di Helsinki, Finlandia.

“Terkait permasalahan sosial lainnya, kita mengenal bahwa Pak JK tidak pernah kehilangan solusi untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh bangsa,” tutur Prof. Panut.

Baca juga: Nama Didi Kempot Kembali Bergema dalam Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-70 UGM

“Itulah hal yang menjadi pertimbangan kami, UGM melalui Dewan Guru Besar, dalam penilaian sosok yang mempunyai sifat-sifat seperti Sultan HB IX,” jelasnya.

Di sisi lain, Pak JK mengaku selalu berupaya dalam memperjuangkan kemajuan bangsa.

Namun, dia sadar bahwa yang sudah dia lakukan mungkin tidak bisa disetarakan dengan sumbangsih Sultan HB IX.

“Tidak mudah bagi siapa pun untuk mendekati upaya-upaya sebagaimana yang telah dilakukan Sultan HB IX. Sebab, setiap orang memiliki cara masing-masing (untuk memberikan kontribusi,” tutur Pak JK.

Adapun penganugerahan ini diberikan oleh UGM sebagai pengingat jasa-jasa Sultan HB IX.

Sultan HB IX dinilai memiliki peran besar dalam mendorong pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan kemanusiaan terhadap bangsa.

Lantas UGM  mencari sosok yang dinilai mampu meneladani sikap dan semangat Sultan HB IX pada setiap tahun.

Adapun pada gelaran kali ini UGM telah melakukan penjaringan sosok antara 28 Agustus – 27 September lalu. (Tsalis)

Baca juga: 3 Sosok Peraih Penghargaan pada Puncak Dies Natalis ke-70 UGM