Pembangunan SDM Perlu Diwujudkan Lewat Guru dan Pendidikan yang Inovatif

407

Butuh Teknologi

CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara, menanggapi berbagai persoalan di bidang pendidikan yang kemudian berimbas pada kualitas SDM, merasa harus berbuat sesuatu.

Dirinya berpendapat bahwa, revolusi pendidikan tidak akan terwujud tanpa teknologi.

Kenyataan yang dihadapi menunjukkan, banyak anak pintar, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk menerima pendidikan yang layak.

Belva bersama timnya, ingin mewujudkan pendidikan yang merata di Indonesia.

“Saat masa-masa awal membangun, kami sempat kesulitan, terutama orang tua yang tidak yakin anak bisa belajar secara online.”

Dalam dua tahun terakhir, Ruangguru berhasil mengubah mindset orang tua itu bahwa, anak sebetulnya bisa belajar secara online dan efektif,” ungkapnya.

“Dengan pengembangan pendidikan melalui teknologi, anak tinggal di mana saja dengan status ekonomi apapun bisa mendapatkan kesempatan yang sama,” ujar Belva.

Baca juga: Ganjar Yakin Kagama Mampu Merangkul Siapa Saja

Kini jumlah siswa di Ruangguru ada sekitar 15 juta orang dan guru yang terdaftar hampir 200 ribu orang, serta aplikasi belajar Ruangguru ini sudah diunduh lebih dari 10 juta orang.

Aplikasi memuat materi dan contoh soal yang dipelajari siswa SD kelas I-XII.

Lewat aplikasi tersebut aktifitas dalam penggunaan aplikasi itu bisa dipantau, termasuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakab soal.

“Dari situ kita membuat yang namanya knowledge draft yaitu, konsep-konsep apa sih yang anak-anak ini harus kuasai.”

“Kemudian kami petakan, siswa tidak bisa mengerjakan soal di tahap selanjutnya, kalau tahap sebelumnya belum tuntas dan kami tekankan optimasi belajar secara bertahap,” tutur Belva.

Ruangguru juga pengembangkan metode pendidikan secara offline, mengingat masih diperlukannya pembangunan karakter, softskill, dan sebagainya, yang harus dibangun dengan bertatap muka langsung dengan brain academy.

Selain itu, Ruangguru juga fokus pada isu pendidikan vokasi dengan membuat program skill academy.

Konten-konten video yang ditawarkan memuat unsur ekspert seseorang di bidang tertentu.

Misalnya, digital marketing meliputi bagaimana cara memasang iklan di Facebook, You Tube, atau Google, dan sebagainya.

“Belajar online nggak cuma bisa dilakukan anak sekolah, tetapi juga kalangan profesional, dan ini bisa dilakukan secara masif,” pungkas Belva.

Selain kedua pembicara di atas, seminar ini dihadiri oleh pembicara lainnya yakni, Rektor UGM Prof.Ir.Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng, Ekonom Faisal Basri, dan Ekonom Core Indonesia Hendri Saparini. (Kinanthi)