Hendri Saparini: Maksimalkan Pasar dalam Negeri untuk Pulihkan Ekonomi Indonesia

544

Baca juga: Budi Karya Sumadi: Covid-19 Terus Menyerang, Tapi Kita Harus Move On

Dalam catatan Hendri, 57 persen PDB Indonesia bersumber dari konsumsi rumah tangga.

Melihat kenyataan ini, Pemerintah pun sudah melakukan banyak hal, salah satunya dengan stimulus, agar konsumsi rumah tangga bisa terjaga.

Di sisi lain, Hendri juga menyarankan agar Pemerintah tidak hanya mendorong kalangan bawah.

Namun, juga kalangan atas untuk bisa melakukan pengeluaran demi menjaga arus konsumsi rumah tangga.

Dalam catatan Hendri, 40 persen kalangan bawah hanya melakukan pengeluaran 17 persen dari keuangan yang mereka punya.

Baca juga: Ari Dwipayana: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Tidak Berdiri Sendiri

Harapannya, konsumsi terus terjaga tetapi kesenjangan tidak semakin melebar.

Sementara itu, inflasi (kenaikan harga) yang terjadi di Indonesia saat ini relatif rendah. BPS mencatat 1,32 persen secara tahunan (year on year) per Agustus 2020.

Fenomena ini dipandang Hendri karena demand (permintaan) tengah menurun.

Meski begitu, menurutnya, inflasi bukanlah indikator, hanya sasaran antara.

“Bukan menjadi target (pemulihan). Mau inflasi tinggi, karena ada pertumbuhan lebih baik, bukan masalah,” kata Hendri.

Baca juga: 3 Warga KAGAMA Dilantik Jadi Pjs Bupati di Provinsi Bengkulu

Ekonom asal Kebumen ini mengatakan, Indonesia tidak perlu menjadi pahlawan yang mendorong global agar berduyun-duyun melakukan perdagangan internasional.

Sebab, bagi Hendri, langkah itu tidak akan berhasil dalam kondisi pandemi seperti sekarang.

Setiap negara akan invert looking alias memilih kebijakan terbaik bagi masing-masing. (Ts/-Th)

Baca juga: Filosofi yang Ingin Disampaikan KAGAMA Bengkulu Lewat Kebun Sayuran