Era Perubahan Radikal Bisa Ditangani oleh Pemimpin yang Ambigu

494

Baca juga: Mengapa Penggunaan Pestisida di Indonesia Masih Tinggi?

“Perubahan saja tidak cukup, sebab kita juga butuh cepat. Sehingga ada dua hal yang dituntut, yakni agile (cerdas, dinamis, dan fleksibel) serta adaptif,” terang lelaki yang malang melintang selama 25 tahun di dunia pelabuhan ini.

Menurut Bambang, dengan memiliki sikap yang agile dan adaptif, seseorang tidak hanya dapat memberikan sumbangsih kontribusi untuk lembaga yang dia naungi.

Namun, seseorang itu juga akan menjadi seorang pionir dan pendobrak yang mengantarkannya ke gerbang kemenangan.

Selain itu,  Bambang memandang sosok yang bisa menggerakkan suatu institusi atau lembaga yang dinaunginya bukanlah pemimpin transformatif. Namun, pemimpin yang ambigu.

“Sekarang pemimpin yang dituntut adalah pemimpin yang ambigu. Ambigu dalam konteks dia berpikir sebagai eksekutor jangka pendek,” kata Bambang.

“Namun, dia juga berpikir sebagai inisiator dalam jangka panjang. Sehingga dia mesti bisa mengayunkan kedua tangannya dalam dua peran tersebut,” tegasnya.

Sementara itu, suasana gegap gempita para calon wisudawan pascasarjana membuat Bambang teringat akan euforia saat dia lulus dari Jurusan Manajemen Kehutanan FKT UGM.

Baca juga: Bakpia Jogja yang Legendaris, Dinamis dan Mendunia

Pria berkacamata ini mengaku bahwa UGM memiliki tempat yang spesial di hatinya.

“Saya wisuda S1 di UGM, tetapi S2 dan S3 nya bukan di sini. Namun, ternyata yang paling terkesan bagi Saya adalah ketika Saya wisuda S1 UGM,” kenang Bambang.

“Wisuda S1 di UGM begitu membahagiakan Saya. Besok Bapak/Ibu coba deh rasakan betul betapa bahagianya mengenakan toga UGM,” terang Bambang.

Saking ingin merasakan kembali rasanya diwisuda, Bambang berharap memiliki kesempatan pada masa mendatang berkuliah lagi di UGM.

Meskipun begitu, dia baru saja memperoleh gelar S3 tahun lalu.

Adapun acara Pembekalan Calon Wisudawan Pascasarjana UGM  dilanjutkan dengan simulasi wisuda.

Mulai dari pengaturan barisan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne UGM, dan penyerahan ijazah kepada wisudawan.

Pada wisuda periode kedua ini, UGM akan meresmikan gelar magister dan doktor kepada 942 orang wisudawan. (Tsalis)

Baca juga: Soal Ketegangan di Perairan Natuna, Indonesia Perlu Lakukan Ini