Berpikir Secara Digital Kunci Kemajuan Pariwisata

342

Baca juga: Sektor Pendukung Harus Saling Terkoneksi untuk Majukan Pariwisata

Selain infrastruktur dan transportasi, perlu bagi kita untuk memahami konteks perkembangan zaman.

Berpikir Secara Digital

Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D Guru Besar FEB UGM mengatakan, saat ini pemerintah sedang mengalami kegalauan tentang kelanjutan pembangunan infrastruktur dan peningkatan investasi.

“Infrastruktur sudah dikembangkan di mana-mana, tetapi masyarakat masih belum berpartisipasi. Semua yang sudah dibangun tidak terkoneksi dengan baik. Tidak menciptakan creative value yang maksimal,” tandas Wihana.

Dikatakan oleh Wihana, semua bisa cepat jika berpikir secara out of the box.

Bagaimana kita bisa mengubah norma, agar masyarakat mau terlibat.

Seminar Membangun Logistik dan Transportasi, Manajemen Rantai Pasok dan Logistik yang Handal di Jawa Tengah dan DIY. Foto: Kemenhub
Seminar Membangun Logistik dan Transportasi, Manajemen Rantai Pasok dan Logistik yang Handal di Jawa Tengah dan DIY. Foto: Kemenhub

Baca juga: Sivitas Akademik FEB UGM Pentaskan Wayang Wong “Petruk Dadi Ratu”

Jika sebelumnya Tio sudah menjelaskan cara berpikir antropologis dan keilmuan untuk mengembangkan pariwisata, Wihana kemudian menambah satu poin yang tak kalah penting, yakni aspek digital.

Seluruh BUMN, kata Wihana, sebaiknya jangan berjalan sendiri-sendiri, tetapi terintegrasi untuk menemukan solusi.

Dikatakan oleh Wihana, semua akan cepat jika kita berpikir secara digital.

“Kita harus bertanya lagi Indonesia punya apa? Potensi Indonesia bisa dikembangkan dengan creative economy. Bayangkan Joglosemar tahun 2050 seperti apa? Nah milenial ini yang bisa menjawab,” ujar Wihana.

Wihana mengatakan, Kementerian Perhubungan sedang berusaha melakukan digitalisasi intermoda agar efisien, antara lain dengan menggunakan big data.

Baca juga: Pelaku Usaha dan Konsumen Jangan Terlena dengan Tren Bisnis Digital

“Kami sedang mengembangman mobile data positioning untuk memantau transportasi darat, laut, dan udara. Tanpa ini, transportasi akan ketinggalan,” jelas Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi itu.

Wihana mengajak semua elemen masyarakat untuk hijrah dari pemikiran lama.

Besar harapan Wihana agar milenial yang dekat dengan era digital ini bisa ikut mengembangkan.

Di atas ekonomi digital, kata Wihana, ada yang lebih penting yaitu mengekspose kekayaan Indonesia secar antropologis dan historis dalam satu paket tourism.

Selain dua pembicara di atas, seminar ini juga dihadiri oleh CPM Vice President, Corporate Planning, and Information PT Angkasa Pura I Ramdan Pradarma, M.T.I., Presiden Komisaris PT Jasa Marga Sapto Amal Damandari.

Hadir juga Wakil Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Pengamat Manajemen Logistik dan Rantai Pasokan FEB UGM Kusdhianto Setiawan, Ph.D, serta Hengki Purwoto, S.E, MA dosen FEB UGM sebagai moderator. (Kinanthi)

Baca juga: Pendanaan Startup Berisiko, Pemerintah Perlu Tingkatkan Pengawasan