Apoteker Masa Kini Harus Bersikap Impresif kepada Pasien

957

Baca juga: Ketua Pengda KAGAMA Sumut Hamied Wijaya Raih Penghargaan Insan UGM Berprestasi 2019

Dia menjelaskan, muncul dispensing pharmacy (berorientasi produk) vs pharmacitical care (berorientasi pasien).

Dulu tolok ukur layanan keberhasilan dilihat dari jumlah resep, sekarang tolok ukurnya adalah kesembuhan pasien.

Hubungan pelanggan didasarkan pada pasokan produk, kini didasarkan pada keamanan terapi produk.

“Maka dari itu ketika di Kimia Farma, para apoteker Saya adu, banyak-banyakan pasien. Kita mau pasien datang tidak hanya cari obat, tapi cari apotekernya juga,” ujar Nurul.

Nurul menjelaskan fakta di Amerika, 83 persen orang senang dengan sikap impresif dari apoteker, bahkan mereka bersedia membayar untuk bisa berkonsultasi dengan apoteker.

Baca juga: KAGAMA Filsafat Bantu Warga Kekeringan di Gunungkidul

Dirinya mengimbau para apoteker untuk menanamkan profesionalitas apoteker di benak pasien.

“Ayo apoteker, cintai pasien-pasienmu dengan segenap profesionalitas dan kompetensi yang dimiliki. Let’s give our passion love dan kemudian akan banyak passion yang berdatangan. Bonusnya adalah rejeki yang berlimpah,” ujarnya.

Di samping dua pembicara di atas, acara ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Farmasi UGM Prof. Dr. Agung Endro Nugroho, S.Si., M.Si., Kasubdit Manajemen dan Klinikal Farmasi Direktorat Pelayanan Kefarmasian, Dina Sintia Pamela, S.Si., Apt, M.Farm, Kepala Instalasi Farmasi RSUP dr Sarjito, Asri Riswiyanti, SF, Apt, M.Sc, dan Dra.L.Endang Budiarti, M.Pharm, Apt.

Seminar ini merupakan salah satu rangkaian Pharmacious 2019. Selain seminar, sebelumnya telah digelar Debat Nasional Kefarmasian dan Kompetisi Poster Publik yang bertempat di Fakultas Farmasi UGM.

Dalam penyelenggaraannya, tahun ini Pharmacious 2019 antara lain didukung oleh kagama.co dan Majalah Kagama. (Kinanthi)

Baca juga: Jelang Pelantikan Presiden Jokowi, Fakultas Kehutanan UGM Gelar Doa Bersama dan Tumpengan