Mahasiswa UGM Sabet 2 Penghargaan di Korea Berkat Pembasmi Hama Tikus Ramah Lingkungan 

963

Baca juga: Raih Penghargaan Asian of The Year 2019, Presiden Jokowi Sejajar 3 Pemimpin Kenamaan Dunia

Berawal dari sana, lahirlah alat bernama ‘No Hama’, pembasmi hama tikus berbasis panel surya.

Dalam ajang Seoul International Invention Fair (SIIF) 2019, ‘No Hama’ disebut mendapatkan ulasan baik maupun saran dari masyarakat umum yang berkunjung pada hari kedua dan ketiga acara.

“Bagaimana pengaplikasian secara global menjadi sorotan utama,” kata Ahmad Agus Setiawan kepada Kagama.

” Tidak lupa juga, kami saling berinteraksi dengan peserta lain. Tentunya untuk menambah pengetahuan dan relasi,” ucap dosen yang juga menjadi Kepala Laboratorium Energi Terbarukan Teknik Fisika FT UGM ini.

Berkat inovasi ini, Ahmad Agus Setiawan dan timnya mendapatkan dua penghargaan sekaligus setelah diadakan penjurian pada hari perdana acara.

Baca juga: Akuntansi Punya Makna Lebih dari Sekadar Laporan Keuangan

Dua penghargaan itu yakni bronze medal dari SIIF serta special award dari Dewan Riset Nasional Thailand sebagai best innovation and invention.

“Suatu kebanggaan tersendiri buat kami berhasil mendapatkannya,” ucap Ahmad Agus Setiawan.

“Selain itu penghargaan ini juga menjadi penyemangat lebih buat kami untuk mengembangkan inovasi dan memperkenalkan inovasi kami ke dunia pada waktu mendatang. Agar kelak benar-benar layak diterapkan dan menjadi solusi masalah gagal panen di Indonesia,” terang lulusan S3 Curtin University, Australia ini.

Pria yang sempat menjadi salah satu panelis dalam debat kedua Pilpres 2019 ini juga menyatakan, banyak ilmu yang didapatkan timnya dari keikutsertan di SIIF 2019.

Karena itu, ucapnya, Indonesia masih perlu meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Baca juga: Presiden Jokowi Raih Penghargaan Asian of The Year 2019

Selain itu, pertemuan dengan warga Indonesia yang tinggal di Korea Selatan memberikan dia pandangan mengenai teknologi dunia.

SIIF adalah ajang tahunan yang diselenggarakan Badan Intelektual Korsel (KIPO) dan Asosiasi Promosi Penemuan Korsel (KIPA) sejak 2002.

Ajang ini diselenggarakan dengan tujuan menjadi wadah persuaan antara penemu inovasi dengan perusahaan atau investor.

Sehingga, barang temuan dapat dipromosikan untuk dipasarkan.

Pada edisi 2019, SIIF diselenggarakan di COEX Exhibition Hall, Seoul, Korea Selatan mulai Rabu (27/11) hingga Sabtu, 30 November 2019.

Terdapat 635 karya yang berasal dari 30 negara. Peserta yang mengikuti agenda ini berasal dari kalangan universitas, pegiat start up, maupun perusahaan. (Tsalis)

Baca juga: Mahasiswa Peternakan UGM Ubah Bulu Ayam Jadi Papan Pengganti Kayu