KAGAMA.CO, JOGJANESIA – Masyarakat Jawa memiliki cara dalam mempertahankan eksistensi pabrik gula tebu.
Mereka melakukan sejumlah ritus dengan maksud dan tujuan tertentu.
Hal itu dilakukan secara turun temurun yang kemudian menjadi sebuah tradisi.
Ketua Lokantara (Lembaga Olah Kajian Nusantara), Dr. Purwadi, M.Hum., memberikan beberapa contohnya.
Misalnya di Pabrik Gula (PG) Tasikmadu yang berada di Karanganyar.
Baca juga: Detik-detik Sebelum Ayah Jaka Tingkir Dieksekusi Kerajaan Demak
Kata Purwadi, PG yang didirikan oleh Mangkunegara IV itu selalu mengadakan ritual Pengantin Tebu tiap awal musim giling. Ritual tersebut dilakukan sejak 1863.
“Hal serupa juga diselenggarakan pabrik gula lain untuk memulai musim giling,” tutur Purwadi kepada Kagama.
“Namun tradisi di Pabrik Gula Tasikmadu disebut-sebut yang terlengkap dan terpelihara sejak diadakan sekitar 1.300 tahun lalu,” jelas alumnus Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Filsafat UGM tersebut.
Purwadi menjelaskan, ritual Pengantin Tebu dilakukan setahun sekali antara April-Mei.
Menurutnya ritual Pengantin Tebu dilakukan karena tebu dianggap sebagai bagian dari kosmos (alam semesta) yang punya energi yin dan yang, dalam hal ini lelaki dan perempuan.
Baca juga: Magelang, Tempat Penggemblengan Pejabat Tinggi Kerajaan Mataram