Pendekatan Tepat untuk Eliminasi Penyakit Malaria di Kulonprogo

394
Kabupaten Kulonprogo merupakan daerah endemis malaria dengan angka kesakitan yang fluktuatif. Foto: Pasundan Ekspres
Kabupaten Kulonprogo merupakan daerah endemis malaria dengan angka kesakitan yang fluktuatif. Foto: Pasundan Ekspres

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Kabupaten Kulonprogo merupakan daerah endemis malaria dengan angka kesakitan yang fluktuatif.

Hal ini dijelaskan oleh Titi Supriati, seorang peneliti yang jurnalnya diterbitkan oleh UGM Symposium Public Health, berjudul Menuju Eliminasi Malaria Kabupaten Kulon Progo: Pendekatan Social Behavior Change Communication (SBCC) tahun 2018.

Titi mengutip data dari Dinas Kesehatan DIY, yang menyebutkan bahwa selama 2015-2018 ada total 305 kasus warga terserang penyakit malaria di Kulonprogo.

Meskipun upaya eliminasi telah diatur dalam UU, pemerintah masih terkendala dalam pengendaliannya, seperti perilaku masyarakat yang masih menganggap malaria bukan masalah kesehatan yang mengancam.

“Perilaku itu dengan tingkat kewaspadaan masyarakat yang rendah secara menyeluruh,” tulis Titi.

Baca juga: Wujud Kepedulian KAGAMAHUT Kalbar untuk Masyarakat Kurang Mampu di Kota Pontianak

Karena pengetahuan yang rendah itu, kepedulian masyarakat akan penanganan malaria menjadi menurun.

Selain perilaku masyarakat, kendala lainnya ada pada karakteristik daerah Kulonprogo.

Merujuk pada studi seorang ahli, Titi menjelaskan, penanganan dan pengendalian perilaku masih belum cukup.

Diperlukan upaya membangun dan memelihara budaya kewaspadaan terhadap malaria.

Jika hal tersebut dilakukan dengan cakupan tinggi, maka akan melindungi masyarakat.

Baca juga: Rumah KAGAMA Salurkan Bantuan Sembako kepada Anak Yatim dan Warga Kurang Mampu