Nglanggeran Desa Wisata Terbaik ASEAN 2017, Begini Rahasianya

577

Pada awalnya, kata Sugeng, penduduk sulit diajak berkoordinasi untuk mengembangkan potensi desa, namun dengan peristiwa Gempa Jogja 2006 silam justru dapat menyatukan warga desa. Mereka merasa memiliki nasib yang sama, sehingga persaingan antar dusun pun berkurang dan koordinasi bisa mulai dijalankan.

“Kami sempat membuat proposal kerja sama yang sangat banyak dan mengharapkan bantuan dari pemerintah, tetapi tidak membuahkan hasil yang memuaskan,” ujar Sugeng.

Sugeng melanjutkan, pengembangan Desa Nglanggeran dimulai dengan melakukan branding, salah satu caranya dengan membuat marga Purba karena terdapat gunung api purba di Nglanggeran seluas 40 hektar.

“Semua penduduk Nglanggeran yang punya media sosial (medsos) diberi tambahan nama belakang Purba. Bahkan bapak-ibu yang tidak punya medsos pun kami buatkan akun dengan nama belakang Purba,” ungkap Sugeng dengan tertawa.

Dalam perkembangannya, Desa Nglanggeran membudidayakan kakao untuk dikelola sebagai cokelat dan dodol. Di sana juga terdapat embung, serta tanaman durian dan kelengkeng untuk agrowisata.

Sejauh ini durian dan kelengkeng belum mampu dipanen, tetapi desa tersebut telah mampu memanen banyak wisatawan. Sugeng bersama penduduk lainnya melakukan banyak kerjasama dengan media, komunitas, akademisi, pihak swasta, dan masih banyak lagi.

Sugeng menjelaskan bahwa di Desa Nglanggeran disediakan pula home stay dari rumah-rumah penduduk. Di setiap rumah juga diatur sedemikian rupa agar menarik dan memberikan kesan bagi wisatawan, seperti hewan ternak yang ditempatkan di depan rumah dan keluarga di desa yang tinggal harmonis.

Dengan adanya home stay ini ada dampak yang tidak diduga, yaitu hubungan keluarga benar-benar menjadi harmonis, tidak hanya di depan wisatawan saja.

“Orang-orang di desa yang awalnya tidak pernah makan bersama akhirnya bisa makan bersama dan saling dekat satu sama lain. Dari sinilah hubungan keluarga di desa semakin romantis dan harmonis,” ujar Sugeng yang diikuti tawa audiens.(Tita)