Kuliner Indonesia Masih Belum Populer di Dunia, Begini Tantangan dan Solusinya

315
Alumnus Ilmu Hubungan Internasional UGM angkartan 1983 ini menyampaikan tentang gastro diplomacy Indonesia di kancah internasional. Foto: Ist
Alumnus Ilmu Hubungan Internasional UGM angkartan 1983 ini menyampaikan tentang gastro diplomacy Indonesia di kancah internasional. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKAUMUR – Membicarakan keberagaman di Indonesia tak ada habisnya. Salah satu keberagaaman Indonesia yang menjadi perhatian banyak orang adalah kulinernya.

Konsul Jenderal RI di Mumbai, Agus Saptono menuturkan, kuliner Indonesia tersedia dalam banyak rasa.

Manis, pedas, asin, dan asam ada semua dalam kuliner Indonesia. Agus menduga, hanya Indonesia yang memiliki kuliner beragam seperti ini.

Gastro diplomacy merupakan sebuah diplomasi yang memungkinkan warga internasional mengenal Indonesia lewat kulinernya. Agus mengungkapkan, ada sekitar 8 kuliner Indonesia yang dikenal oleh masyarakat dunia.

“Kuliner tersebut di antaranya ada sate, rendang, bakso, nasi goreng, pempek, nasi uduk, dan martabak.”

Baca juga: Ganjar Pranowo Diterima UGM Saat Jualan Bensin

“Tahun 2011 pernah CNN mengeluarkan catatan mengenai 50 kuliner terenak di dunia. Dua di antaranya adalah kuliner dari Indonesia, yaitu rendang dan nasi goreng,” jelasnya.

Hal tersebut dia sampaikan dalam webinar bertajuk Citra Indonesia Melalui Gastro Branding dan Gastro Diplomacy, yang digelar pada Minggu (16/8/2020) oleh KAHIGAMA.

Meskipun sudah dinobatkan sebagai kuliner terenak di dunia, kata Agus, kuliner Indonesia ini belum sepopuler kuliner negara-negara lain di Asia, seperti Thailand, Vietnam, Tiongkok, atau Jepang.

Kuliner dari empat negera tersebut sudah populer di dunia, restoran-restorannya sudah menjamur di berbagai negara.

Menurut Agus, keberagaman kuliner Indonesia menjadi keunggulan sekaligus tantangan bagi popularitas kuliner tersebut di mata dunia. Satu jenis makanan di Indonesia, terkadang masih melahirkan beragam jenis lagi.

Baca juga: Wali Kota Gorontalo Alumnus UGM Jadi yang Terbaik Jaga Stabilitas Ekonomi Masa Pandemi