KAGAMA.CO, SEMARANG – UU Cipta Kerja menimbulkan polemik sejak resmi disahkan pada Senin (5/10/2020).
Ribuan demonstran tumpah ruah di berbagai kota untuk mengekspresikan ketidaksepakatannya terhadap UU Cipta Kerja. Mayoritas demonstran berasal dari kalangan buruh dan mahasiswa.
Menyampaikan aspirasi melalui demo memang diperbolehkan dan dijamin dalam negara berasas demokrasi seperti Indonesia.
Hanya, ada harga mahal yang harus dibayar karena demo yang terjadi menimbulkan kerusakan fasilitas umum.
Tindakan vandalisme dari oknum demonstran ditunjukkan seperti yang terjadi di Surabaya dan Jakarta beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pakar Transportasi Alumnus UGM: Desa Selalu Jadi Penyelamat Kehidupan Kota
Di Jakarta, 46 halte Transjakarta rusak dengan kerugian ditaksir mencapai Rp65 miliar.
Kendati demikian, hal serupa nyatanya tidak terjadi ketika ribuan buruh dari KSPN (Konfederasi Serikat Pekerja Nasional) Jawa Tengah beraksi, Senin (12/10/2020).
Suasana berbeda terjadi lantaran Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, keluar dari kantornya untuk menemui massa yang jumlahnya ribuan.
Dia mengajak serta perwakilan DPRD Jateng, Kapolda dan Pangdam IV Diponegoro.
Dalam video pendek yang dibagikan Ganjar di akun Facebook-nya, demo berlangsung tertib tanpa neko-neko.
Baca juga: Launching Canthelan Keempat KAGAMA Bengkulu, Rohidin Mersyah Sampaikan Pesan Motivasi
