Dwikorita : UGM Kampus Merakyat

532

BULAK SUMUR, KAGAMA- Generasi muda diharapkan mampu melihat potensi dan menangkap peluang serta memiliki pemikiran di luar kebiasaan. Namun, tetap memiliki kepedulian sosial.

Cara ini lah yang bisa membuat bangsa ini bersaing dengan bangsa lain. Itu sebabnya, Universitas Gadjah Mada (UGM) jauh-jauh hari sudah membekali mahasiswanya dengan kewirausahaan sosial.

Dengan harapan di apapun dan di mana pun para alumni bekerja tetap mengedepankan kepentingan masyarakat banyak.

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Ir Dwikorita Karnawati, MSc, PhD mengatakan, dirinya sangat yakin jika para alumni UGM memiliki jiwa merakyat.

“Ciri lulusan UGM adalah merakyat. Mereka kami gembleng sejak masuk kuliah hingga lulus dengan berbagai program pengabdian kepada rakyat,” ujarnya saat ditemui usai menjadi pembicara dalam dialog Teras Kita bertajuk di Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Dwikorita berharap, ujung tombak pembangunan Indonesia dari pinggiran adalah alumni dari UGM. Pasalnya, tambahnya, para alumni UGM sudah biasa hidup dengan rakyat, rekoso. “UGM merupakan kampus rakyat,” ujarnya.

Selama mengenyam pendidikan di kampus, para mahasiswa dan mahasiswi UGM sudah ditanamkan jiwa sosial usaha. “Kami tengah mengembangkan Spirit Socio Entrepreneur, yakni spirit atau semangat yang mendorong lahirnya inovasi serta entrepreneur untuk kepentingan sosial,” ujarnya.

Sehingga para lulusan UGM sudah mendapatkan bekal kewirausahaan sosial. Jadi apapun latar belakang disiplin ilmunya, lanjut Dwikorita mereka harus mampu melihat potensi dan peluang di tempat mereka bekerja.

Mereka juga harus mampu berinovasi hingga melahirkan karya-karya yang bisa langsung memberikan nilai tambah bagi masyarakat di sekitarnya.

Apapun bidang profesinya, dokter, insinyur, sarjana hukum dan lain-lain harus mampu memberikan nilai tambah dari Spirit Socio Entrepreneur tersebut.

“Misalnya, jadi birokrat jangan sekadar jadi birokrat. Mereka mesti menjadi birokrat yang mampu menghadirkan terobosan-terobosan atau out of the box. Inilah yang tengah kami galakkan saat ini,” katanya.

Eksklusif
Para alumni UGM juga diminta untuk tidak memiliki sifat eksklusif, tetapi mampu membaur dengan siapapun dan di mana pun.

Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana berpesan agar para alumnus UGM berkarya untuk bangsa tanpa melihat di mana mereka ditugaskan.

“Lakukan yang terbaik agar menjadi berarti bagi bangsa dan negara ini. Sebagai alumni UGM janganlah kita menjadi eksklusif. Kita mesti bisa bekerja sama dengan siapa pun serta mampu mengabdi di semua lini. Bangsa Indonesia membutuhkan pengabdian kita semua,” kata Bambang yang juga alumni Fakultas Kehutanan UGM.

Dalam Nawacita yang digaungkan Presiden Joko Widodo, lanjut Bambang, ada cita-cita untuk membangun Indonesia dari daerah pinggiran.

Jadi para alumnus UGM juga harus mau jadi pionir untuk berkarya di daerah hingga pelosok-pelosok terpencil dan tidak hanya berorientasi berkarya di perkotaan saja.

“Saya yang berkarya di Pelindo I juga tengah giat membangun pelabuhan-pelabuhan sampai di kawasan terpencil supaya masyarakat di sana juga bisa menikmati hasil pembangunan,” ujarnya.

Sementara Dubes Rusia Wahid Supriyadi berpesan kepada para mahasiswa dan alumni UGM yang baru lulus agar tetap bekerja baik dan jujur.

Perilaku seperti itu justru akan sangat dihargai dan kerap menjadi pertimbangan banyak orang jika ingin memilih orang yang tepat untuk memegang jabatan penting.

“Dalam suatu masa setiap alumni akan dihadapkan pada suasana di mana dia akan menjadi orang pilihan pimpinannya. Dengan catatan memiliki perilaku kerja yang jujur. Perilaku kerja jujur selalu menjadi nilai tambah selain keahlian yang kita miliki dalam persaingan kerja,” tuturnya. (rin/joz)

 

Baca berita selengkapnya di majalah Kagama edisi November 2016