Cerita Ketua KAGAMA Malang Saat Kuliah di Jurusan Sulit Sambil Jualan Handuk

1172

Baca juga: Manajemen Logistik Kemanusiaan Non Bencana Alam, Kunci Bertahan Hadapi Pandemi

Pasca meraih gelar sarjananya, pria kelahiran 1961 itu langsung bertandang ke Malang dan menata kariernya di sana.

Kebetulan, dirinya mendapat tawaran menjadi peneliti proyek pengolahan limbah kakao di Universitas Brawijaya yang bekerja dengan salah satu perusahaan swasta di Jawa Timur.

Dalam kesempatan itu pula, Yayat mendapat tawaran bekerja sebagai dosen.

Yayat teringat saat dirinya berkarier dulu, teman-temannya yang berasal dari luar UGM memandang Kampus Kerakyatan sebagai universitas yang ‘angker’.

“Mungkin karena sebagian dari tenaga pengajarnya berasal dari orang-orang berdarah biru. Kesannya jadi ‘kurang santai’ dan ‘galak’ dosen-dosennya,” ujar Yayat.

Sebagai alumnus yang ingin almamaternya semakin maju, Yayat berpesan agar UGM menjadi universitas yang semakin ramah kepada mahasiswa dan masyarakat umum. (Kn/-Th)

Baca juga: Banyak yang Mengaku Beriman, Mengapa Orang Indonesia Masih Lakukan Pelanggaran Kriminal?