Harga Beras Mahal Bikin Indonesia Jadi Sasaran Penyelundupan

144

Meningkatkan Produksi

Salah satu solusinya, menurut Moeldoko, kapasitas produksi harus ditingkatkan melalui intensifikasi yang didukung ekstensifikasi.

Dalam hitungannya, jika per hektare lahan hanya menghasilkan 5 sampai 6 ton, sedangkan di negara lain bisa menghasilkan 9 hingga 10 ton, berarti terjadi inefisiensi.

“Kalau produksi kita optimum bisa mencapai 9 ton per hektare, berarti bisa efisien sehingga harga pangan menjadi murah,” tutur Moeldoko.

Baca juga: Sistem Keamanan Pangan Perlu Diperkuat untuk Cegah Keracunan Makanan

Moeldoko juga mengusulkan dibentuk korporasi petani yang melibatkan petani dalam proses produksi hingga memasarkan produknya.

Dengan begitu, posisi petani menjadi lebih kuat.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkfli Hasan menjelaskan, ia optimis masalah sistem tata kelola bisa segera teratasi dengan adanya Badan Pengan Nasional (Bapanas).

“Asal masalah pangan di bawah satu komando, saya yakin lima tahun ke depan kita bisa memperbaiki masalah pangan nasional,” katanya.

Baca juga: Kunci Keberhasilan Merawat Tanaman Pangan

Zulkfli Hasan mendorong penguatan peran Badan Pengan Nasional, salah satunya melalui penguatan anggaran.

“Sudah 70 tahun merdeka, sudah saatnya kita swasembada pangan.”

“Kalau masalah pangan dalam satu komando, saya yakin pasti kita,” ujar Zulkifli Hasan.

Sementara Kepala Badan Pangan Nasoinal (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan, lembaga yang dipimpinnya terus melakukan berbagai upaya dan koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait untuk memperbaiki masalah kebijakan pangan.

Baca juga: Warga KAGAMA Bali Ajak Masyarakat Setempat Kembali Bertani dengan Manfaatkan Teknologi

“Masalah data pangan, misalnya, kami sudah selesai menghitung neracanya dan itu transparan. produksi dalam negeri.”

“Kita sudah transparan. Jadi, produksinya berapa dan kebutuhannya berapa, sudah diketahui, dan itu akan kita dasar untuk mengambil keputusan,” pungkas Arief. (*)