Kembangkan Baterai Sepeda Motor Listrik di Indonesia, Produsen Selis Gandeng Sentramitra

179

Prospek Bisnis

Direktur PT. Sentramitra Dayautama, Tjandra Widjaya, melakukan inovasi pengembangan teknologi baterai sepeda motor long range sehingga konsumen mendapatkan benefit 75 persen lebih hemat biaya operasionalnya.

Biaya satu kali charging di rumah cukup membayar sekitar Rp6.500 untuk perjalanan rata-rata jarak tempuh 100 kilometer, jauh lebih hemat dibandingkan dengan kendaraan bermotor yang mengeluarkan biaya sekitar Rp25.000 dengan jarak tempuh yang sama.

Konsumen juga akan mendapatkan keuntungan biaya perawatan minimal dan pajak tahunan lebih murah dibandingkan kendaraan motor biasa.

Baca juga: Transtoto Tegas Bilang Pemerintahan yang Tidak Mempedulikan Ekonomi Hijau akan Runtuh

Wacana tentang insentif dari Pemerintah Indonesia juga akan memberikan daya tarik kepada konsumen untuk berpindah ke kendaraan listrik.

“Kami menyambut baik kerja sama dengan JB yang merupakan pioneer dalam industri kendaraan listrik di Indonesia.”

Kami berharap kemitraan ini dapat terus mendorong pertumbuhan permintaan kendaraan listrik di tanah air,” kata Tjandra.

Menurut Edi, langkah strategis dengan kerja sama ini memang perlu diambil untuk mendukung pengembangan industri kendaraan listrik dalam negeri.

Baca juga: Menhub Minta UGM Fokus Riset Teknologi Daur Ulang Baterai Kendaraan Listrik

Salah satu caranya dengan mendorong pengembangan teknologi baterai.

Apalagi pemerintah sudah merilis Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 yang diarahkan untuk menumbuhkan pasar baru EV.

Hingga 2022 lalu, SELIS telah berhasil menjual lebih dari 42 ribu kendaraan listrik yang terbagi atas ebike, emotor bike, spareparts dan aksesoris.

Kemampuan penjualan ini dapat tentu saja didukung dengan segmentasi pasar yang mumpuni, sebut saja melalui distributor, modern market, online market, retail market, B2B dan B2G.

Baca juga : Empat Pelaku Usaha Angkutan Umum Siap Gunakan Kendaraan Listrik

Jangkauan lokasi terhadap pangsa pasar juga semakin meluas yakni di Sumatera, Kepulauan Bangka, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara, dengan prosentase Jawa di 87,82 persen dan akan terus berkembang ke daerah lainnya.

Berdasarkan kajian Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), baterai adalah komponen utama kendaraan listrik dan menyumbang 25 hingga 40 persen dari biaya kendaraan itu sendiri.

Sebab itu, dengan adanya produksi sel baterai EV di Indonesia, berarti biaya komponen bsia ditekan hingga 30 sampai 40 persen.

Pasalnya, Indonesia dikenal sebagai produsen terbesar bijih nikel dunia, mineral yang dibutuhkan untuk pembuatan baterai kendaraan listrik.

Baca juga: Lawan 37 Kelompok dari 3 Negara, Tim Mobil Listrik Arjuna UGM Kantongi 4 Penghargaan

“Kami memandang, dengan keunggulan melimpahnya sumber daya nikel dalam negeri, maka pengembangan sel baterai untuk kendaraan listrik di Indonesia sangat menjanjikan.”

“Harapannya, dengan biaya yang bisa ditekan, maka harga EV bisa lebih wajar dan kompetitif, sehingga mendorong masyarakat bisa menggunakan kendaraan listrik.”

“Selis juga memiliki banyak cabang yang tersebar di Indonesia dan mengirimkan produk ke seluruh Indonesia melalui marketplace Selis Indonesia.”

“Cabang ini tentu bisa menjadi tempat melihat, mencoba, membeli, dan memperbaiki kendaraan listrik.”

Baca juga: Tim Berharap Ada Produksi Massal Mobil Listrik Arjuna UGM

“Sistem perbaikan Selis terpusat di Customer Service yang akan menjadwalkan kunjungan teknisi khusus dari Selis ke tempat Pengguna,” pungkas Edi. (Jos)