Ini Alasan Menko Polhukam Mahfud MD Ajak Bangsa Indonesia Kembali Aplikasikan Budaya Bahari

160
Menteri Koordiantor Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD menegaskan bahwa budaya Bangsa Indonesia adalah Budaya Bahari yang mengedepankan kerukunan, gotong-royong, saling menolong, saling mengerti, dan toleransi. Foto: KAGAMA.CO/Jos
Menteri Koordiantor Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD menegaskan bahwa budaya Bangsa Indonesia adalah Budaya Bahari yang mengedepankan kerukunan, gotong-royong, saling menolong, saling mengerti, dan toleransi. Foto: KAGAMA.CO/Jos

KAGAMA.CO, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam perhelatan Maritime Award 2022-2023 ISPEC yang digelar di Batavia Marina, Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (10/2/2023).

Presiden Jokowi memang tidak hadir secara fisik dalam acara tersebut tapi dia menunjuk Menteri Koordiantor Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD untuk datang mewakilinya.

“Saya mendapat pelimpahan tugas dari Presiden melalui Surat Nomor B129/N/D2 SR00 2023 untuk mewakili Beliau untuk hadir memberikan sambutan dalam acara ini,” tutur Menko Polhukam mengawali sambutannya.

Maritime Award 2022-2023 ISPEC merupakan salah satu program utama kegiatan yang diselenggarakan oleh penyelenggara International Sea Port Exhibition and Conference (ISPEC) dan didukung oleh Keraton Yogyakarta, Keluarga Besar Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, Keluarga Besar Soedarpo Sastrosatomo, serta Yayasan Biijina Paksi Sitengsu.

Baca juga: Begini Pandangan Sri Sultan HB X tentang Bhineka Tunggal Ika dan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Dalam Maritime Award 2022-2023 ISPEC, KAGAMA.CO dipercaya sebagai mitra media untuk perhelatan ini.

Lantas Menko Mahfud menuturkan, menurut para penutur sejarah, bangsa kita merupakan bangsa bahari. Nenek moyang kita orang pelaut.

“Apa makna bahari? Sebuah buku cukup menarik yang pernah kami diskusikan, saya bersama Keraton Yogyakarta.”

“Dulu saya sering berdiskusi dengan Sri Sultan HB X, Kanjeng Ratu Hemas, serta Budayawan Radhar Panca Dahana, dan sebagainya.”

“Ketika itu, Radhar baru selesai menulis buku berjudul Kritik Terhadap Demokrasi, kami mendiskusikan buku tersebut.”

Baca juga: Maritime Award Wadah Pembelajaran Generasi Muda untuk Optimalisasi Sumber Daya dan Ruang Laut

“Dalam buku itu, Radhar membandingkan bahwa dulu budaya kita itu adalah Budaya Bahari.

“Kita tidak melihat laut hanya sebagai maritim, tapi laut itu sebagai budaya.”

“Menurut pemahaman dari buku ini, setelah ditinjau dari aspek sejarah, budaya kita merupakan Budaya Bahari artinya Budaya Kerukunan, Budaya Kebersatuan, Budaya Gotong-royong, dan Budaya Kesejukan,” ungkap Mahfud.