Begini Pandangan Sri Sultan HB X tentang Bhineka Tunggal Ika dan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

237

Geopolitik dan Geostrategis Kelautan

Sri Sultan HB X berpandangan, hakikat geopolitik dan geostrategis Indonesia sebagai negara kepulauan perlu benar-benar dipahami, agar NKRI tidak mudah diintervensi dan diinfiltrasi oleh kekuatan tertentu, baik dari dalam maupun luar.

Baca juga: Sejumlah Menteri dan Pejabat Negara Siap Hadiri Maritime Award di Pelabuhan Sunda Kelapa

Sejarah menunjukkan, upaya memupuk kesatuan dan mengembalikan kebesaran bangsa mengalami kesulitan, justru karena bangsa Indonesia kurang memahami hakikat geopolitik dan geostrategis kelautan.

NKRI, dalam perjuangan yang memakan waktu lama sejak dicetuskannya Deklarasi Juanda, telah berupaya mengubah fungsi laut Indonesia. Yang semula menjadi alat pemisah dan pemecah-belah persatuan bangsa, menjadi alat pemersatu bangsa.

Arti penting geopolitik dan geostrategis ini, hendaknya juga dapat dijadikan faktor pengontrol lalu-lintas perdagangan, dari Timur ke Barat menuju Laut Cina Selatan dan ke Samudera Pasifik, dan sebaliknya, yang melewati perairan laut Indonesia.

Dengan dunia yang semakin mengglobal ini, maka posisi Indonesia juga semakin strategis, ekspor dan impor dari negara Barat ke Timur dan sebaliknya akan semakin ramai melintasi Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

Baca juga: Asosiasi Psikologi Maritim Hadir dalam Maritime Award 2022-2023 ISPEC

“Sehingga menjadi wajar kiranya, apabila Indonesia sebagai pemimpin negara nonblok, perlu mengadakan perubahan pendekatan, seiring dengan perkembangan geopolitik dan pasar bebas, dalam hubungan internasional.”

“Interdependensi antar negara, dan sekaligus kerja sama sinergis antarnegara, sangat menentukan tingkat kompetisi antar negara maupun antar benua,” ungkap Sri Sultan HB X.

Dia menyatakan bahwa jelas kiranya, semangat dan keterampilan bahari, yang pernah menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, perlu digali dan dikembangkan kembali di kalangan generasi muda, agar bangsa Indonesia mampu menjadi tuan di negeri mereka sendiri.

Diilhami oleh Semangat Bahari itu, upaya membangun Indonesia Baru yang lebih maju, mandiri dan bermartabat, memerlukan strategi budaya.

Baca juga: Maritime Award di Mata Keluarga Almarhum Ir. H. Djuanda Kartawidjaja

Perlu disiapkan generasi muda Indonesia, yang sanggup mengambil tanggung- jawab masa depan, berkeyakinan diri, dan memiliki wawasan kebaharian yang mendalam, serta didukung oleh keterampilan bahari yang memadai.

“Hal ini selaras dengan apa yang dipaparkan Presiden Joko Widodo tentang visi kelautan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, dalam Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Asia Timur (KTT EAS) di Myanmar, 13 November 2014,” kata Sri Sultan HB X.