G2R Tetrapreneur Raih Anugerah The Best Paper Award dalam The 1st ICERC 2022

509

Transpolitan Tetrapreneur

Hadir sebagai pemapar sekaligus author pertama dalam paper yang berjudul Transpolitan Tetrapreneur: Innovative Model of Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur on Inventing Iconic Transmigration in Indonesia adalah Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Founder, Konseptor, dan Tenaga Ahli Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur serta Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Selain itu, Dr. R. Bambang Widyatmiko, S.Si., M.T. selaku Direktur Perencanaan Perwujudan Kawasan Transmigrasi Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) sekaligus second author pada paper tersebut turut Hadir.

Kekuatan visioner Transpolitan Tetrapreneur sebagai ikon transmigrasi Indonesia dan kemampuan untuk diadaptasi (adaptable) serta pemerhatian pembangunan sesungguhnya dalam kebaruan ikon transmigrasi Indonesia tersebut membawa prestasi global dengan terpilih dari 74 paper dalam konferensi ICERC 2022.

Baca juga: G2R Tetrapreneur, Inovasi Ikon Perempuan Indonesia dalam Kewibawaan Ekonomi Keluarga

Karya ilmiah dengan judul Transpolitan Tetrapreneur: Innovative Model of Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur on Inventing Iconic Transmigration in Indonesia dinobatkan sebagai The Best Paper on Best Practices in Rural Community Empowerment pada the 1st ICERC 2022.

Kategori penilaian paper yang dilakukan oleh Dewan Juri ICERC meliputi originality and innovativeness, significance on human quality, positioning writing style of the paper, dan quality of the presentation.

The Best Paper Award merupakan salah satu pencapaian besar dari perjalanan panjang bersama dan bukan pencapaian sesaat dengan kekuatan yang terpecah. Pencapaian ini pula menjadi salah satu jejak (trace) ilmiah bagi Model G2R Tetrapreneur.

Transpolitan Tetrapreneur merupakan pengembangan inovatif Transpolitan berbasis Model Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur yang merupakan inovasi kerja sama kewirausahaan berkelanjutan (hulu ke hilir) untuk menciptakan kemandirian dan otonomi di Wilayah Transpolitan (desa – transmigrasi modern terintegrasi) menuju gerakan ikonik global melalui pemberdayaan masyarakat.

Baca juga: G2R Tetrapreneur Kawasan Sosialisasikan Inovasi Branding Ikon Perdesaan Kebumen

Transpolitan pula merupakan inovasi bulak sumur bersama Prof. Dr. Suratman dari Fakultas Geografi UGM berserta jajaran lintas kepakaran yang bersinergi dengan inovasi ikonnya ekonomi asli Indonesia yang bergotong royong dalam Transpolitan Tetrapreneur.

Istilah “gotong royong” menjadi arus utama futuristik sebagai karakter lokal khas wilayah Indonesia dan merupakan kekuatan bagaimana semangat kewirausahaan tumbuh.

Karakter dan semangat gotong royong biasa termanifestasi/terwujud pada kegiatan fisik seperti kerja bakti bersih-bersih lingkungan, pelaksanaan kegiatan perayaan hari kemerdekaan, hingga kegiatan nonfisik seperti donasi bantuan secara sukarela, dimana terdapat rasa kepemilikan (sense of belonging), kompromi, dan rasa rela berbagi.

G2R Tetrapreneur bergerak besar bersama-sama melalui empat pilar inovasi kewirausahaan, yaitu Tetra 1 – Chainpreneur, Tetra 2 – Marketpreneur; Tetra 3 – Qualitypreneur, dan Tetra 4 – Brandpreneur.

Baca juga: Begini Inovasi G2R Tetrapreneur Perkotaan atau Kampungpreneur

Pada Transpolitan Tetraprenereur, model G2R Tetrapreneur berfungsi reflektif sebagai alat penilaian (assessment tool) untuk tiga (3) pemerhatian kewirausahaan di wilayah inisiasi Transmigrasi Transpolitan yaitu penilaian per Tetra pada Kopi Rano, penilaian per Tetra pada Holticulture Watermelon, dan proyeksi konseptualisasi per Tetra pada Trans Science Technopark (TSTP).

Transpolitan Tetrapreneur bukan sekadar memindahkan transmigran dari satu lokasi ke lokasi baru lainnya namun merupakan kegiatan ikon intelektual pembangunan perekonomian masyarakat dengan mendorong kreativitas masyarakat untuk mengembangkan potensi yang ada di wilayah Transpolitan.

Pertumbuhan bukan untuk bersaing, namun bergerak besar dan bersama-sama terpimpin secara mandiri (leaderless).

Transpolitan Tetrapreneur bergerak untuk saling menguntungkan melalui peran terbaik semua pihak untuk kemakmuran di wilayah baru transmigrasi terinegrasi yang modern dan berteknologi namun sarat dengan penguatan intelektual masyarakatnya. (*)