Gerakan Nasional Revolusi Mental Jadi Pendorong Pembangunan SDM untuk Capai Indonesia Emas 2045

147

Aksi Nyata Revolusi Mental

Dengan jumlah penduduk yang mencapai 273 juta jiwa, jika kolaborasi bisa ditingkatkan maka akan sangat luar biasa termasuk di lingkup pemerintahan. Namun sayangnya, menurut Menko PMK, persoalan kolaborasi antarsektor bukan persoalan yang mudah. Oleh karena itu, Kemenko PMK fokus untuk aksi nyata Revolusi Mental seperti menghidupkan Koperasi dan Gotong Royong Ilmu pada 2022.

Menko PMK Muhadjir Effendy berdialog para korban gempa di Cianjur, Jawa Barat. Foto: Instagram @muhadjir_effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy berdialog dan mendengarkan aspirasi para korban gempa di Cianjur, Jawa Barat. Foto: Instagram @muhadjir_effendy

“Semangatnya kita ingin dunia media sosial kita diisi oleh informasi yang positif. Sebab media sosial di Indonesia terlimpah informasi negatif. Jika dibiarkan dan tidak dibenahi, maka bayangkan bila yang masuk di anak anak adalah hal yang negatif,” tegas Menko PMK.

Baca juga: Peran Kerajaan Nusantara dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Menurutnya, media sangat penting untuk bisa menjadi corong dan pengendali sehingga masyarakat akan belajar dan terdidik. Media seharusnya tidak menonjolkan orang yang mencari pencitraan tetapi yang mencari ilmu dan mengkontribusikan ilmunya dalam bentuk pemikiran, penambahan wawasan sehingga masyarakat otomatis akan belajar dari ahlinya.

Selain itu, Kemenko PMK tengah menginisiasi adanya platform Ruang Keluarga sebagai upaya pengendalian media di ruang keluarga. Semangatnya supaya bisa membangun komunikasi yang baik orang tua dengan anak, orang tua dengan sekolah dan sebagainya. Muhadjir pun memberi contoh penanaman 10 juta pohon dengan semangat kolaborasi dan melibatkan semuanya.

“Kita sebagai resource linker memberikan contoh berkolaborasi dengan menghubungkan mana yang butuh dan yang tersedia tetapi tidak bisa menyalurkan. Ini bagus sekali sebagai wujud nyata penanaman gotong royong dan etos kerja serta integritas termasuk bagaimana pembangunan manusia kita buat,” terang Muhadjir.

Kemenko PMK juga masih mempunyai tantangan terberat yang harus dihadapi berupa komitmen seluruh stakeholder untuk berkolaborasi. Apabila sudah komitmen pembangunan manusia dan kebudayaan maka masyarakat bisa mempunyai inovasi dan kreativitas. Komitmen semua pihak untuk mau berkolaborasi sangat diperlukan karena kolaborasi ini kadang gampang diucapkan tetapi sulit diwujudkan.

Baca juga: Investasi Sehat Rakyat untuk Negara Kuat

Pandemi Covid-19 selama lebih dari dua tahun ini pun menjadi tantangan besar karena learning loss sangat besar. Semua yang kita rancang seolah-olah berhenti, sekarang mulai lagi dengan semangat Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat. Kelihatan semua kementerian atau lembaga berusaha, kita tinggal melihat dari sisi target apakah bisa tercapai nantinya,” tutur Menko PMK.

Menko PMK Muhadjir Effendy menekankan pentingnya peningkatan kualitas kesehatan penduduk usia produktif, yakni 15-64 tahun agar dapat berperan aktif dalam pembangunan nasional. Foto: Instagram @muhadjir_effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy menekankan pentingnya peningkatan kualitas kesehatan penduduk usia produktif, yakni 15-64 tahun agar dapat berperan aktif dalam pembangunan nasional. Foto: Instagram @muhadjir_effendy