G2R Tetrapreneur Inovasi Wirausaha Pendidik Anak Bangsa

400

Harga Teman

Salah satu kendala dalam berbisnis adalah seringnya masyarakat meminta “harga teman” kepada kawannya yang sedang melakukan wirausaha.

Harusnya “harga teman” itu justru berupa bonus penambahan manfaat dan bukan hanya keuntungan diskon untuk pembelinya.

Bisa juga “harga teman” menjadi “layanan teman” yang justru memberikan kemampuan dan layanan terbaiknya atau bonus layanan atau barang dan bukan sekadar “seadanya” sebagai implikasi dari “harga teman” sebelumnya (diskon dan sebagainya).

Baca juga: Berpeluang Berkembang, Belis Butuh Keberpihakan Pemerintah, Investor, dan Jaminan Pasar

Bergotong royong adalah menjadi amanah dan silaturahim merupakan salah satu karakternya bangsa ini, seharusnya semakin disuburkan praktiknya hingga menjadi seuatu kewajaran dalam praktik pada umumnya.

Namun demikian, praktik “harga teman” (diskon dan sebagainya) tidak dilarang selama harga yang dimaksud tidak merugikan pelaku usaha.

Rika Fatimah P.L. menekankan bahwa kerja sama atau kesatuan yang kuat dapat saling membantu dan bekerja sama dalam membangun “mewajarkan kembali” gotong royong dalam praktik keseharian dalam segala aspek kehidupan.

Selanjutnya dia menyampaikan bahwa penumbuhan bisnis bukan dilihat dengan adanya satu hasil pada momen akhirnya, tetapi lebih ke pertumbuhan yang berkelanjutan atau prosesnya.

Baca juga: Hasto Wardoyo Rebranding BKKBN Baru, Lebih Fresh, dan Kian Keren

Hal ini dilihat pada proses kreativitas yang dibangun akan menghasilkan inovasi wirausaha dan menimbulkan solusi pada kewirausahaan.

Proses ini akan menimbulkan adanya produk baru ataupun proses produk yang baru yang berlandaskan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, Rika Fatimah P.L. menekankan perbedaan mahasiswa terutama mahasiswa FKIP, Sang Pendidik Bangsa, dengan pelaku usaha lain adalah kepemilikan ilmu pengetahuan berupa adanya keilmuan yang kita jalankan pada Tri Darma Perguruan Tinggi dengan visi yang jelas dalam meramu suatu inovasi kewirausahaannya untuk masyarakat.

Pada kesempatan tersebut, Rika Fatimah P.L. memperkenalkan model terbaru dari kewirausahaan yaitu Model Tetrapreneur dengan salah satu Best Practice Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur yang bermula dari percepatan ekonomi di Malaysia tahun 2012-2013.

Baca juga: Kurangi Kecelakaan Lalu Lintas, Jasa Raharja Gelar Safety Riding Bersama PNM

Perjalanan panjang yang berawal pada tahun 2017/2018 dengan pilot project pada dua desa (kalurahan) di Kabupaten Bantul.

Hingga saat ini kalurahan G2R Tetrapreneur berjumlah 23 kalurahan yang tersebar di empat kabupaten dan tiga kelurahan wilayah perkotaan melalui inovasi fasilitasi DANAIS Daerah Istimewa Yogyakarta.

Rika Fatimah P.L. menambahkan bahwa Model Tetrapreneur dengan menggunakan empat tetra yang masing-masing saling bekelanjutan dari Tetra 1 atau Rantai Wirausaha, Tetra 2 atau Pasar Wirausaha, Tetra 3 atau Kualitas Wirausaha dan Tetra 4 atau Merek Wirausaha telah digunakan dan mengukir prestasi nasional pada beberapa inovasi wirausaha mahasiswa dalam binaan Program Wirausaha Mahasiswa (PMW) UGM seperti Denusha (Finalis PIMNAS 2020), Akukira (Sliver Medal KMI 2021), Facile Advertising (Finalis KMI 2021), dan Passion Bubble (Silver Medal KMI 2022).

Selain prestasi lokal dan nasional oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bersama Biro Pemberdayaan Masyarakat (Bermas), Setda DIY dan Dinkop UKM DIY serta lintas kedinasan lainnya, G2R Tetrapreneur pula memiliki penguatan pasar non kompetisi (non competition based) dengan bekerja sama bersama para mitra terpilih hingga bergotong royong membuka askes pasar global di Turki (2019), Mesir (2020), Singapura dan Malaysia (2021) serta Jepang dan Oman (2022).

Baca juga: Rika Fatimah: Kodrat Perempuan Itu Sempurna

Acara dilanjutkan dengan paparan dari Dr. Ir. Zulfarina, M.Si. selaku Dosen dan Entrepreneur UNRI dengan judul paparannya “Potensi dan Pengembangan Wirausaha.”

Narasumber selanjutnya adalah Deski Permadi, M.Pd. selaku Founder Lawa Hijab dengan judul “Sistem yang akan diterapkan di UNRI untuk Wirausaha.”

Acara diakhiri dengan foto bersama narasumber. (*)