Songsong Indonesia Emas 2045, Menko Muhadjir Effendy Targetkan Pembangunan Manusia 

392

Utamakan Cari Ilmu, Bukan Pencitraan

Dengan jumlah penduduk yang mencapai 273 juta jiwa, jika kolaborasi bisa ditingkatkan maka akan sangat luar biasa termasuk di lingkup pemerintahan. Namun sayangnya, menurut Menko PMK, persoalan kolaborasi antarsektor bukan persoalan yang mudah. Oleh karena itu, Kemenko PMK fokus untuk aksi nyata Revolusi Mental seperti menghidupkan Koperasi dan Gotong Royong Ilmu pada 2022.

“Semangatnya kita ingin dunia media sosial kita diisi oleh informasi yang positif. Sebab media sosial di Indonesia terlimpah informasi negatif. Jika dibiarkan dan tidak dibenahi, maka bayangkan bila yang masuk di anak anak adalah hal yang negatif,” tegas Menko PMK.

Menurutnya, media sangat penting untuk bisa menjadi corong dan pengendali sehingga masyarakat akan belajar dan terdidik. Media seharusnya tidak menonjolkan orang yang mencari pencitraan tetapi yang mencari ilmu dan mengkontribusikan ilmunya dalam bentuk pemikiran, penambahan wawasan sehingga masyarakat otomatis akan belajar dari ahlinya.

Selain itu, Kemenko PMK tengah menginisiasi adanya platform Ruang Keluarga sebagai upaya pengendalian media di ruang keluarga. Semangatnya supaya bisa membangun komunikasi yang baik orang tua dengan anak, orang tua dengan sekolah dan sebagainya. Muhadjir pun memberi contoh penanaman 10 juta pohon dengan semangat kolaborasi dan melibatkan semuanya.

Baca: Begini Strategi Destiawan Soewardjono Sehatkan Waskita Karya

“Kita sebagai resource linker memberikan contoh berkolaborasi dengan menghubungkan mana yang butuh dan yang tersedia tetapi tidak bisa menyalurkan. Ini bagus sekali sebagai wujud nyata penanaman gotong royong dan etos kerja serta integritas termasuk bagaimana pembangunan manusia kita buat,” terang Muhadjir.

Kemenko PMK juga masih mempunyai tantangan terberat yang harus dihadapi berupa komitmen seluruh stakeholder untuk berkolaborasi. Apabila sudah komitmen pembangunan manusia dan kebudayaan maka masyarakat bisa mempunyai inovasi dan kreativitas. Komitmen semua pihak untuk mau berkolaborasi sangat diperlukan karena kolaborasi ini kadang gampang diucapkan tetapi sulit diwujudkan.

Pandemi Covid-19 selama lebih dari dua tahun ini pun menjadi tantangan besar karena learning loss sangat besar. Semua yang kita rancang seolah-olah berhenti, sekarang mulai lagi dengan semangat Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat. Kelihatan semua kementerian atau lembaga berusaha, kita tinggal melihat dari sisi target apakah bisa tercapai nantinya,” pungkas Menko PMK. (*)