Mahasiswa UGM Jadi Juara Kompetisi NUS FoodTech Challenge 2022 di Singapura

205
Tim Nescrave beranggotakan empat mahasiswa UGM dan satu mahasiswa Justus Liebig University, Giessen yakni Alma Mahira Lazuardani (FMIPA UGM), Anette Geraldine (FEB UGM), Deborah Patricia Lizar (FTP UGM), Ersintya Swasthi Pramadhani (Kimia Pangan Justus Liebig Universit), dan Rojwa Legiana Rachmiadi (FEB UGM). Foto: Humas UGM
Tim Nescrave beranggotakan empat mahasiswa UGM dan satu mahasiswa Justus Liebig University, Giessen yakni Alma Mahira Lazuardani (FMIPA UGM), Anette Geraldine (FEB UGM), Deborah Patricia Lizar (FTP UGM), Ersintya Swasthi Pramadhani (Kimia Pangan Justus Liebig Universit), dan Rojwa Legiana Rachmiadi (FEB UGM). Foto: Humas UGM

KAGAMA.CO, BULAKUSUMUR – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengukir pretasi di tingkat internasional.

Kali ini empat mahasiswa UGM yang tergabung dalam tim Nescrave dari Indonesia berhasil meraih gelar juara.

Kompetisi ini diselenggarakan oleh NUS Food Science & Technology Society dan NUS Enterprise dari National University of Singapore pada 9 Mei hingga 7 Juli 2022.

Tim Nescrave beranggotakan empat mahasiswa UGM dan satu mahasiswa Justus Liebig University, Giessen yakni Alma Mahira Lazuardani (FMIPA UGM), Anette Geraldine (FEB UGM), Deborah Patricia Lizar (FTP UGM), Ersintya Swasthi Pramadhani (Kimia Pangan Justus Liebig Universit), dan Rojwa Legiana Rachmiadi (FEB UGM).

Baca juga: Salman Al Farisi, Sekjen IORA, Wisudawan Tertua Pascasarjana UGM

Mereka berhasil menjadi jawara setelah menyisihkan tim-tim kuat lain dari berbagai negara dunia.

Ersintya menjelaskan kompetisi tersebut mereka mengajukan gagasan pengembangan Nescrave (RTE Meal) bersama dengan Nessential (Aplikasi Daur Ulang) berfokus pada pembuatan produk Nestle baru untuk sarapan sehat.

Adapun sasaran dari produk ini adalah untuk orang-orang yang terjebak dalam budaya hustle (budaya hiruk pikuk).

“Kami berkeinginan meningkatkan kesadaran tentang betapa pentingnya sarapan dan daur ulang, oleh karena itu kami ingin membuat produk ready to eat (RTE) yang bergizi untuk meningkatkan produktivitas para pecandu kerja di Asia Tenggara dan membangun aplikasi terintegrasi yang memicu minat untuk mendaur ulang,” papar Ersintya, Jumat (22/7/2022).

Baca juga: Pembangunan PLTS Berbasis Komunitas Jawaban Pemenuhan Kebutuhan Renewable Energi ASEAN