Salman Al Farisi, Sekjen IORA, Wisudawan Tertua Pascasarjana UGM

684

Pilih Prodi Kepemimpinan dan Inovasi

Sebagai praktisi, pilihan menempuh pendidikan pada Prodi Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan dinilainya tepat.

Baca juga: Hal-hal yang Perlu Dihindari Saat Tahun Pertama Kuliah di UGM

Prodi ini memfokuskan pada kajian isu-isu kepemimpinan dan kebijakan dalam konteks perubahan global yang semakin kompleks yang berdampak besar pada berbagai sektor kehidupan masyarakat, seperti politik, ekonomi, sosial, dan media.

Oleh karenanya, kajian inovasi kebijakan dan kepemimpinan modern yang menjadi muatan utama pada Prodi ini menjadi sangat penting dalam membantu para pemangku kepentingan menghadapi tantangan tersebut sehingga lebih adaptif terhadap paparan inovasi dalam lingkungan disruptif.

Kajian lintas disiplin ilmu pada prodi ini juga menjadi tempat yang nyaman untuk berinteraksinya pemikiran dan pengalaman dari berbagai kalangan, baik dari kalangan pejabat pemerintah, akademisi, anggota TNI, dan pengusaha, menjadi taman sari untuk membangun semangat Indonesia incorporated yang telah lama didam-idamkan.

Bagi Salman, pilihan program doktor Kepemimpinan dan Inivasi Kebijakan yang telah dibuka sejak 2007 ini juga melengkapi ilmu yang ditimba pada strata-strata sebelumnya, yaitu ekonomi pembangunan pada jenjang S1 di FEB UGM dan hubungan internasional pada Fletcher School of International Law and Diplomacy, Tuft University di Amerika Serikat.

Baca juga: Gaji Tak Pasti, Begini Cara Mengelola Keuangan Bagi Freelancer

Misi Program Doktor Kepemimpinan dan Inovasi kebijakan antara lain ingin melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang mampu menjadi innovative gardener, yaitu pemimpin yang mampu menjadi katalisator bagi berkembangnya inovasi dan mampu menjadi inspirator serta motivator publik dalam berkreasi secara bersama (co-creation).

Pemimpin yang mampu mebangun tatakelola (governance) yang baik dengan mengintegrasikan tiga kekuatan besar dalam pengembangan inovasi, yaitu lembaga penghasil ilmu (perguruan tinggi), lembaga pengguna ilmu (sektor bisnis dan masyarakat), dan lembaga pengatur dan penyedia layanan masyarakat (pemerintah), ke dalam satu kesatuan hubungan sinergis yang saling memperkuat (multihelix) untuk mengatasi persoalan-persoalan besar yang tumbuh dinamis di tengah masyarakat yang semakin berjejaring kuat.

Hal itu selaras pula dengan komitmen Rektor UGM, Prof. Ova Emilia untuk terus mengangkat peran penting UGM sebagai pengawal kepemimpinan strategis Indonesia di level global dengan menyediakan kajian serta rekomendasi yang berpegang teguh pada kaidah-kaidah keilmuan dan relevansi.

Oleh karena itu, sebagai alumnus UGM, Salman, yang masih aktif berkarya di dunia diplomasi itu, ingin menjunjung tinggi almamaternya melalui pengabdian di dunia praktisi dan keilmuan agar tetap migunani di usianya yang tidak muda lagi.

Baca juga: Langkah Simpel untuk Mencintai Bumi

Dia menegaskan kesediaanya untuk berbagi pengalaman dan pengetahuannya di dunia pendidikan maupun lembaga-lembaga kajian dan sosial kemasyarakatan, termasuk dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi dengan berbagi muatan praktis pada beberapa mata kuliah yang terkait dengan dunia kerja sama internasional yang digelutinya selama ini.

Pengabdian itu merupakan wujud dari amaliyah pemgetahuan dan pengalaman sekaligus sebagai pertanggungjawaban kepada keluarga yang selama ini mendukungnya dalam menempuh karier sebagai pejabat publik dan menuntut ilmu di perguruan tinggi. (*)