Guru Besar Farmasi UGM Jelaskan Penggunaan Ganja Medis

335

CBD Atasi Kejang

Zullies menjelaskan CBD memang telah teruji klinis dappat mengatasi kejang.

Kendati begitu untuk terapi antikejang yang dibutuhkan adalah CBD-nya, bukan keseluruhan dari tanaman ganja.

Baca juga: Gelar JR Show Safety Riding, Upaya Jasa Raharja Cegah Kecelakaan Lalu Lintas

Sebab, ganja jika masih dalam bentuk tanaman maka masih akan bercampur dengan THC.

Kondisi ini akan menimbulkan berbagai efek samping pada mental.

“Dikatakan ganja medis, istilah medis ini mengacu pada suatu terapi yang terukur dan dosis tertentu.”

“Kalau ganja biasa dipakai, misal dengan diseduh itu kan ukurannya tidak distandardisasi, tapi saat dibuat dalam bentuk obat bisa disebut ganja medis,” papar Zullies Ikawati.

Baca juga: Program Kurator Hayati Berhasil Rekam 5000 Data Keanekaragaman Hayati Lautan

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM ini menuturkan jika ganja bukanlah satu-satunya obat untuk mengatasi penyakit termasuk cerebral palsy.

Namun, masih ada obat lain yang dapat digunakan untuk mengatasi kejang.

“Ganja bisa jadi alternatif namun bukan pilihan pertama karena ada aspek lain yang harus dipertimbangkan.”

“Namun jika sudah jadi senyawa murni speerti CBD, terukur dosisinya dan diawasi pengobatannya oleh dokter yang kompeten itu tidak masalah,” tegasnya.

Baca juga: Tim Arjuna UGM Raih Gelar Juara Desain Mobil Listrik di Jakarta E-Prix 2022