G2R Tetrapreneur dan BRIN Berkolaborasi Bumikan Ekonomi Pancasila

257

Kumpulkan Data dan Riset

Endang S. Soesilowati menyampaikan bahwa kunjungan BRIN kali ini dalam rangka pengumpulan data untuk riset “Pengembangan Kewirausahaan UMKM dengan Strategi Pemberdayaan dan Kompetensi Diri”.

Baca juga: Global Gotong-Royong Tetrapreneur (G2R) Roh Ikonik dan Visioner Global Indonesia

Dalam riset tersebut didapatkan faktor yang mempengaruhi kelangsungan sebuah pemberdayaan, yaitu core system dan support system.

“Kenapa kewirausahaan hanya di sekitar 3,12 persen saja ya padahal sudah berabad-abad dari pihak pemerintah sudah melakukan program pemberdayaan?”

“Kenapa program tersebut hanya disitu-situ saja?” tutur Endang S. Soesilowati.

Menurutnya, hal tersebut dikarenakan pemberdayaan yang sudah dilakukan lebih berfokus kepada supporting system, yang terdiri dari pasar, human capital, regulasi pemerintah, dan lembaga keuangan.

Baca juga: Inisiasi Pembangunan 3R G2RT sebagai Ikon Monumental Ekosistem G2R Tetrapreneur

Penelitian ini telah dilakukan sejak tahun 2020 yang diawali dengan penentuan ekosistem UMKM (core dan supporting).

Dilanjutkan pada tahun 2021 dengan melakukan survei kepada pelaku usaha di empat wilayah, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Pada kesempatan tersebut Endang S. Soesilowati menyampaikan bahwa dari hasil observasi yang telah dilakukan, kesimpulan sementara yang didapatkan adalah core ekosistem kurang mendapatkan perhatian.

Oleh itu, G2R Tetrapreneur dipandang sebagai suatu kebaruan untuk menambah kekayaan hipotesis dari penelitian yang sedang dilakukan oleh BRIN ini.

Baca juga: UGM Diharapkan Bisa Jaga Kualitas Pendidikan Tinggi

Endang S. Soesilowati berharap bahwa nantinya penelitian yang dilakukan oleh BRIN ini dapat menghasilkan sebuah alat ukur yang dapat mengukur korelasi antara kepribadian dengan tingkat kewirausahaan seseorang.

Selain itu, pada kesempatan tersebut, BRIN juga menjalankan misinya dalam pencarian mitra untuk dapat mengimplementasikan tools pengukuran yang telah dibuat.

Adapun variabel pengukuran tersebut meliputi variabel personal entrepreneurial competencies, emotional intelligence, need for achievement, risk taking, self efficacy, motivation, goal intention, skill, dan knowledge procces.

Pada tahun 2021, indikator tersebut telah dipergunakan untuk melakukan survei terhadap pelaku industri makanan dan minuman, dan untuk tahun ini sasaran yang dituju adalah industri kreatif.

Baca juga: GMAT Unjuk Gigi di Kompetisi CanSat Amerika Serikat

Menanggapi penjelasan tersebut, Rika Fatimah menyambut baik gagasan kolaborasi antara BRIN dengan G2R Tetrapreneur.

Hal tersebut dikarenakan tools yang telah ditemukan oleh BRIN dapat dikolaborasikan dengan indeks pengukuran G2R Tetrapreneur yang telah pun bersifat unik serta ikonik untuk lebih menyasar dinamika pergerakan unit usaha yang biasanya bersifat kasat mata.

Kebanyakan pendekatan berupa perhitungan yang harfiahnya terlihat berwujud (tangible) seperti indikator komersil finansial (omset, cash flow, dsb) maupun non-finansial (kepuasan pelanggan, layanan, dan sebagainya).

“Hakikinya kewirausahaan bukan sekadar business as usual namun juga sebagai business as humanity.”

Baca juga: UGM Raih Peringkat Pertama Pendanaan PKM 2022 dari Kemendikbudristek

“Kesempurnaan manusia yang memiliki akal pastinya akan lekat dengan Sang Penciptanya karena dirinya cukup berakal untuk memahami hakikat sebaik-baiknya manusia tidak akan pernah dapat menyamai sempurnanya ciptaan Sang Maha Kuasa, Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,” tutur Rika Fatimah.

Rika Fatimah juga menyampaikan harapannya, silaturahim tools dari BRIN akan semakin mempertajam penilaian suatu usaha, karna bukan hanya unit usaha saja yang diukur, melainkan hingga pada individu para pelaku usaha hingga dirinya sebagai manusia seutuhnya.