Global Gotong-Royong Tetrapreneur (G2R) Roh Ikonik dan Visioner Global Indonesia

642

Perubahan

Rika Fatimah menyampaikan bahwa peningkatan adalah ‘perubahan’ ke arah aksi untuk menjadi suatu yang lebih baik.

Baca juga: Mengintegrasikan Pertanian dan Peternakan, Mengolah Limbah Jadi Pupuk

Sementara itu, kesejahteraan adalah feeling good and functioning well.

Perasaan nyaman dan puas yang ditimbulkan merupakan salah satu katalisator untuk melakukan aksi peningkatan.

Selain itu, perasaan nyaman dan puas juga merupakan dampak dari peningkatan.

Dia menyatakan, masyarakat yang merupakan suatu kelompok manusia yang menjadi satu kesatuan.

Baca juga: Profesor Widodo Dikukuhkan sebagai Guru Besar UGM

Masyarakat merupakan modal penting dari peningkatan kesejahteraan.

Kata kunci terakhir adalah desa yang merupakan kesatuan masyarakat hukum berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional.

Desa merupakan struktur pemerintahan kecil dan merupakan landasan dari pembangunan ekonomi negara, sehingga desa yang tangguh akan mendorong peningkatan ekonomi negara.

“Pada beberapa pasal pada PP 11 Tahun 2021 yang apabila di lakukan dengan baik akan memberikan dampak yang besar pada pemberdayaan masyarakat,” ungkapnya.

Baca juga: Mahasiswa UGM Buat Eco Lindi Cairan Penetral Bau Sampah

Highlight tersebut antara lain mengenai Unit BUMDesa yang seyogyanya menjadi motor usaha dari BUMDesa.

Selanjutnya tentang ‘unsur masyarakat’ dimana disebutkan perwakilan kelompok-kelompok yang ada di masyarakat namun belum mengusung kemasyarakatan yang lebih luas seperti tokoh pemuda, tokoh penggerak, tokoh visioner, dan tokoh masyarakat.

Mengenai tujuan BUMDesa terutama pada ‘nilai tambah’ yang lebih cenderung kepada jangka pendek yaitu profit dan monetary dan bukan kepada jangka panjang antara lain pendidikan karakter, kemitraan masyarakat, penciptaan produk unggulan (ikonik), dan noninansial lainnya.

Nilai tambah jangka panjang ini akan menciptakan keberlanjutan pergerakkan ekonomi desa, sehingga BUMDesa tetap akan berjalan meskipun mengalamai pergantian personil.

Baca juga: Candu Masyarakat pada Uang Elektronik, Good Life atau Happines?

Pada paparannya berikut, Rika Fatimah juga menyinggung tentang kearifan lokal (local wisdom) beberapa negara dunia yang mampu mengubah ‘kenormalan’ (mainstream) menjadi sesuatu yang luar biasa dan ikonik.

Dimulai dari Jepang dengan Just-in-Time (JIT) yang untuk pertama kalinya mengalahkan penjualan General Motor (GM) di negara asalnya, yaitu Amerika, yang telah memimpin penjualan sejak 1931.

Fenomena dunia yang masih tetap hits hingga saat ini adalah K-Pop wave yang merupakan produk dari Pemerintah Korea Selatan dengan filosofi Saemaul Undong-nya.

Dilanjutkan dengan Bollywood Dance yang merupakan tarian tradisional India yang sukses menembus pasar Hollywood, serta negara Maladewa (Maldives) yang ‘hanya’ memiliki beberapa pulau dan pantai, namun saat ini menjadi tujuan maupun impian wisata.

Baca juga: Cara Mengatasi Perbedaan Pendapat Saat Berdiskusi

Melihat hal tersebut, sudah saatnya masyarakat Indonesia harus bergerak bersama untuk tidak hanya melestarikan, namun juga membiasakan kearifan lokal yang terdapat dimasyarakat untuk menjadi identitas kita, salah satunya adalah gotong royong.

Gotong royong yang dimaksud tidak hanya dalam bentuk sosial, namun juga dalam ekonomi melalui model pemberdayaan masyarakat, Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur.

Rika Fatimah menyebutkan, G2R Tetrapreneur merupakan model inovasi gotong royong dalam gerakan wirausaha berkelanjutan penciptaan kemandirian dan kewibawaan desa menuju produk ikonik global yang berkelanjutan berbasis empat pilar wirausaha (Tetrapreneur) yang terdiri dari Tetra 1 (Rantai Wirausaha), Tetra 2 (Pasar Wirausaha), Tetra 3 (Kualitas Wirausaha) dan Tetra 4 (Merek Wirausaha).

Baca juga: Bekerja sesuai Amanat, Profesional, dan Jujur

G2R Tetrapreneur merupakan pendampingan total dari pemilihan bahan baku, produksi, promosi, kemasan, hingga pasar.

Penciptaan produk ikonik global melalui strategi gotong-royong untuk mendorong pertumbuhan wirausaha desa.

Rika Fatimah berharap bahwa G2R Tetrapreneur yang merupakan model pemberdayaan dan mencakup proses dari hulu ke hilir menjadi salah satu ikon Indonesia.

Jangan sampai model ini lebih dahulu diklaim oleh negara lain.

Baca juga: DPMK Kabupaten Bantul Gelar Bimtek Global Gotong Royong Tetrapreneur

“Kita harus membuka mata, berapa banyak ciptaan anak bangsa yang diambil oleh orang luar … kenapa?”

“Karena kita biasa saja mensikapi sesuai yang otentik dan ‘lumrah’ di tanah air yang padahal merupakan sesuatu yang extraordinary bagi negara lain…’ ujar Rika Fatimah.

Menutup paparannya, Rika Fatimah menjelaskan salah satu usaha untuk ‘membiasakan’ G2R Tetrapreneur adalah dengan menjadikan G2R Tetrapreneur sebagai salah satu model bisnis pada kompetisi-kompetisi baik lokal maupun nasional.

Selain itu, beberapa jejak literasi juga ditinggalkan dengan penyusunan buku referensi mengenai G2R Tetrapreneur sebagai model konsep kajian Desapreneur. (*)