DPMK Kabupaten Bantul Gelar Bimtek Global Gotong Royong Tetrapreneur

325

Segarkan Ingatan

Pada kesempatan tersebut, Rika Fatimah kembali menyegarkan (refresh) ingatan para peserta mengenai apa itu G2R Tetrapreneur baik tentang filosofi maupun tentang tujuan dari G2R Tetrapreneur.

Rika Fatimah menyampaikan bahwa modal dasar dari G2R Tetrapreneur adalah ‘SEMANGAT’ yang diartikan menjadi keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal untuk mencapai ikonik atau yang berarti lambang atau gambar yang langsung memunculkan pertalian atau hubungan dengan benda yang dilambangkannya tersebut.

Meskipun tidak memiliki ‘nilai’ monetary, semangat merupakan modal besar yang dimiliki oleh setiap individu, namun tidak banyak individu tersebut yang mau mempergunakannya dalam gotong royong ekonomi.

Baca juga: Candu Masyarakat pada Uang Elektronik, Good Life atau Happines?

Rika Fatimah juga menyampaikan bahwa ‘Aspirasi G2R Tetrapreneur’ merupakan ‘Pergerakkan’ dari pemerintah desa, pemerintah daerah, pemerintah pusat, masyarakat dan kelembagaannya, serta pihak industri, dan pasar yang secara sadar dan bersama-sama bergerak dalam gotong royong ekonomi, sehingga nantinya akan memunculkan penumbuhan kemandirian dan kewibawaan wirausaha baru sebagai salah satu kegiatan pemberdayaan ekonomi.

Pada model G2R Tetrapreneur, pergerakkan pemerintah desa dan masyarakat beserta kelembagaannya merupakan landasan utama dari tahapan G2R Tetrapreneur yang pertama, yaitu Rantai Wirausaha (Chainpreneur).

Beberapa pertanyaan yang muncul sejak model G2R Tetrapreneur hadir di Kabupaten Bantul.

Pertama, bagaimana dengan G2R Tetrapreneur di Kabupaten Bantul?

Baca juga: Cara Mengatasi Perbedaan Pendapat Saat Berdiskusi

Kedua, sudahkah berproduksi setiap hari?

Ketiga, sudah menjaga pembeli dan pelanggan dari akses pasar nonkompetisi serta kompetisi?

Keempat, Unit G2R Tetrapreneur aktif?

Kelima, Pemkal, Bumdes dan Unit G2R Tetrapreneur secara rutin berkomunikasi serta berkoordinasi?

Baca juga: Bekerja sesuai Amanat, Profesional, dan Jujur

Keenam, secara sadar selalu mensinergikan G2R Tetrapreneur dengan segala program baik dari kalurahan, kabupaten, pemda hingga pusat  dan industri?

Ketujuh, secara rutin mempromosikan G2R Tetrapreneur?

Saling berkomunikasi sebagai G2RT Bantul bersama seluruh kalurahan dan Pemkab untuk membuat program/kegiatan bersama yang besar?

Rika Fatimah juga memberikan beberapa perbandingan success timeline dari beberapa merek ternama yang tidak hanya membutuhkan waktu bulanan namun hingga puluhan tahun untuk dapat menjadi merek atau ikon yang dikenal oleh masyarakat hingga saat ini.

Baca juga: Ini Bahayanya Konsumsi Telur Mentah

“… Yang kita jual bukan makanannya … produknya … namun konsep atau kepintaran (kearifan) lokal yang ada di sekitar,” ungkap Rika Fatimah.

Rika Fatimah juga menyampaikan salah satu langkah besar yang telah dilakukan oleh G2R Tetrapreneur Trimurti dalam mewujudkan salah satu program model G2R Tetrapreneur yaitu pembangunan 3R atau Rumah Kemasan, Rumah Produksi, dan Rumah Bisnis.

Diharapkan dengan adanya 3R ini dapat menjadi pemacu semangat gotong royong ekonomi sebagai salah satu langkah pemberdayaan masyarakat.

“Jangan pernah patah semangat, karena kita bekerja sekarang bukan untuk diri kita, tetapi untuk anak cucu kita dan untuk jariyah yang pahalanya terus mengalir bahkan hingga kita tiada….” tutur Rika Fatimah, mengakhiri paparannya. (*)