Gugus Tugas Papua UGM Gelar Sarasehan Mahasiswa Papua

291

Tempat Sampaikan Keluhan

Arinus Wantik salah satu mahasiswa Fakultas Teknik merespon baik acara tersebut.

Baca juga: Kagama Sumatera Selatan Berbagi Kasih untuk Korban Kebakaran di Desa Sungsang I

Menurutnya, mahasiswa asal Papua sering memiliki keluhan, tetapi takut dan bingung menyampaikan keluhan tersebut.

Forum sarasehan menurutnya bisa menjadi salah satu cara untuk mendengarkan keluhan mahasiswa asal Papua.

“Selain itu, kami kadang juga kesulitan menyesuaikan diri di kampus, sehingga sampai ada yang pulang. Kampus mungkin bisa memberikan matrikulasi bagi mahasiswa baru asal Papua karena di pedalaman dan kota sangat jauh kualitasnya dan tidak setara,” ucapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Austien Elsa Firgina Kamodi.

Baca juga: Kagama Pemalang Kolaborasi dengan Bappeda Entaskan Kemiskinan di Kabupaten Pemalang

Menurutnya, kampus perlu membuat wadah untuk konsultasi bagi mahasiswa asal Papua baik tentang permasalahan akademik, nonakademik, maupun terkait mental health.

“Jadi, di sini saya rasa jasa psikolog sangat penting untuk dapat dimanfaatkan oleh teman-teman mahasiswa asal Papua.”

“Terutama yang berkaitan dengan mental health tersebut,” ungkap Austien di kolom chat zoom.

Berbagai catatan keluhan dan masukan langsung direspon oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM Prof. Djagal Marseno.

Baca juga: Dr. Pramaditya Wicaksono dan Tim Sukses Kembangkan Teknologi untuk Petakan Padang Lamun

Menurutnya, berbagai masukan tersebut akan ditindaklanjuti oleh pihak kampus.

“Terkait banyaknya keluhan, kampus sedang menyusun unit pelayanan terpadu yang akan menampung keluhan akademis maupun nonakademis.”

“Nantinya ada tim kecil yang akan menangani sesuai kasusnya,” ungkap Djagal.

Hal yang sama juga ditekan oleh Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. Suharyadi.

Baca juga: Ternyata Paparan Sinar Matahari Pengaruhi Suasana Hati

Menurutnya, Ditmawa telah mempunyai layanan bagi mahasiswa yang memiliki kendala akademis maupun nonakademis.

“Kendala akademis ada pendampingan dari kakak tingkat. Non-akademis juga ada unit reaksi cepat psikologis. Ini dapat diakses gratis,” pungkasnya.

Acara sarasehan yang mengangkat tema “Mewujudkan Kecerdasan Akademik, Emosional, dan Sosial Guna Tercapainya Kesuksesan Studi di UGM” tersebut turut dihadiri Peneliti Gugus Tugas Papua UGM, Ditmawa UGM, Seksi Pengelolaan Beasiswa, dan mahasiswa asal Papua dan Papua Barat dari berbagai prodi di UGM. ***