Gugus Tugas Papua UGM Gelar Sarasehan Mahasiswa Papua

291
Gugus Tugas Papua UGM menggelar forum sarasehan secara online untuk menerima masukan dan keluhan dari mahasiswa Papua. Foto: Humas UGM
Gugus Tugas Papua UGM menggelar forum sarasehan secara online untuk menerima masukan dan keluhan dari mahasiswa Papua. Foto: Humas UGM

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Ketua Gugus Tugas Papua UGM, Dr. Gabriel Lele mengatakan, salah satu masalah pokok yang perlu diselesaikan di Tanah Papua adalah Kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu persoalan utama yang perlu diselesaikan di Tanah Papua.

Merespon permasalahan tersebut, Gugus Tugas Papua (GTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) secara serius telah melaksanakan fungsi advokasi dan pendampingan bagi orang asli Papua melalui berbagai cara.

Salah satunya dengan pengiriman Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) di Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, dan Kabupaten Mappi.

Tak hanya itu GTP Papua juga melakukan pendampingan bagi mahasiswa dan calon mahasiswa asal Papua yang akan berkuliah di UGM.

Baca juga: Calon Rektor UGM Diharap Bisa Jadi Katalisator Transformasi

“Proses pendampingan yang saat ini sudah berjalan berasal dari Kabupaten Puncak dan Mappi,” ungkap Gabriel pada acara Sarasehan Mahasiswa UGM asal Provinsi Papua dan Papua Barat yang diselenggarakan secara online, Selasa, (12/4/2022).

Acara tersebut diinisiasi untuk mendengar aspirasi mahasiswa asal Papua dan memberikan umpan balik ke pihak kampus.

Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono,M.Eng., D.Eng., IPU.,ASEAN Eng., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan forum tersebut.

Menurutnya, forum sarasehan ini bisa menjadi wadah mahasiswa asal Papua menyampaikan aspirasinya.

Baca juga: Psikolog UGM Bicara Soal Tren Healing dengan Staycation

“Kampus akan mendengarkan langsung harapan adik-adik mahasiswa asal Papua.”

“Apabila hal-hal yang disampaikan tidak menyalahi regulasi, pasti akan kita tindaklanjuti.”

“Kita ingin Papua bisa mempercepat laju pembangunan untuk mensejajarkan dengan provinsi lain di Indonesia,” tutur Rektor.