Dr. Pramaditya Wicaksono dan Tim Sukses Kembangkan Teknologi untuk Petakan Padang Lamun

576

Pengelolaan Belum Optimal

Adanya charisma gaps terkait pentingnya ekosistem padang lamun menyebabkan kurangnya pengelolaan khusus terkait ekosistem ini, termasuk di Indonesia.

Padahal, 30 persen padang lamun dunia saat ini telah hilang dan diperkirakan luas padang lamun di dunia berkurang hampir 1 hektare setiap 30 menit atau 2 sampai 5 persen per tahun.

Jika dibandingkan dengan usaha pemulihan terumbu karang dan hutan mangrove, aktivitas pemulihan padang lamun jauh lebih sedikit jumlahnya.

Estimasi luas padang lamun di Indonesia yang sudah divalidasi oleh Pusat Riset Oseanografi-BRIN (PRO-BRIN) dan dipublikasikan dalam buku Status Padang Lamun Indonesia 2018 baru seluas 293.464 hektare atau sekitar 16 samapi 35 persen dari potensi luasan padang lamun di Indonesia.

Baca juga: UGM Raih Dua Penghargaan PR Indonesia Awards 2022

Meskipun demikian, pengelolaan padang lamun di Indonesia belum optimal.

“Ini terlihat dari belum masuknya program pemetaan padang lamun secara khusus dalam PerPres RI Nomor 23 Tahun 2021,” ujarnya.

Koordinator Coastal Biodiversity Remote Sensing Research Group, Departemen Sains Informasi Geografi, Fakultas Geografi UGM ini menyebutkan pengelolaan ekosistem padang lamun perlu dilakukan secara berkelanjutan.

Upaya yang dapat dilakukan dengan menyediakan informasi distribusi spasial dan temporal padang lamun beserta informasi biofisiknya, seperti variasi spesies, persentase tutupan, biomassa, cadangan karbon, dan laju serapan karbonnya.

Baca juga: Pendidikan Kedokteran Kesehatan harus Beradaptasi untuk Perkuat Sistem Kesehatan Nasional

Ketersediaan informasi tersebut secara multi temporal sangat penting untuk melihat dinamika yang terjadi pada ekosistem padang lamun.

Informasi yang tidak kalah pentingnya adalah perubahan dan berkurangnya luas padang lamun di Indonesia dan berbagai penyebabnya.

“Butuh waktu panjang, personel dengan kompetensi khusus, dan dana yang besar untuk survei konvensional padang lamun di Indonesia.

“Ditambah minimnya data historis terkait distribusi spasial dan temporal padang lamun.”

Baca juga: Begini Peluang dan Tantangan Pembangunan Ibu Kota Negara

“Karenanya kami terus mengembangkan metode pengolahan data pengindraan jauh untuk memetakan padang lamun,” urainya.