Kisruh Alih Kelola Hutan Perhutani di Jawa

3723

Perhutanan Sosial Kurang Persiapan 

Pengelolaan hutan Perhutanan Sosial yang kurang persiapan, cenderung berorientasi kepentingan ekonomi bukan hanya menimbulkan ekses rusaknya hutan, tetapi juga sering terjadi sewa menyewa lahan bahkan jual beli lahan hutan yang berpotensi hilangnya hutan tanpa kendali.

“Apalagi terselip kata dapat diwariskan,” ujarnya ragu sambil berharap kata itu tidak ada.

“Perlu disusun Amdal wilayah sehingga dapat dihindari dampak negatif kebijakan di atas melalui pembatasan kegiatan, larangan dan keharusan membuat hutan tanaman maupun bangunan-bangunan konservasi,” tutur Transtoto.

Transtoto mencurigai adanya kepentingan kebutuhan lahan bisnis yang luas seperti perkebunan tebu, kopi, coklat dan lainnya yang berada dibelakang kebijakan tersebut.

Baca juga: YPHI Diakui Bikin Terobosan Signifikan dalam Sejarah Pengelolaan Hutan di Tanah Air

“Belum lagi kehidupan biodiversitas di kawasan hutan Perhutani, maupun kawasan KHDPK yang diperkirakan akan hancur karena kurangnya pemahaman tehnis dalam mengelola aset eks Perhutani seperti tanaman jati dan kelola getah?”

“Sudah siapkah sistem dan aturan2 pengelolaann PS secara konservasif?”

“Bagaimana pula dengan gejolak sosial dan ekonomi masyarakat yg akan timbul?” Transtoto mempertanyakan.

Belakangan juga terdengar akan dilakukannya perubahan bentuk Perum menjadi bentuk perseroan terbatas (PT) bagi Perhutani.

Baca juga: Hutan Lindung Sungai Wain, Diminati Turis Mancanegara Tapi Dilewatkan Turis Domestik

Sesuatu yang pernah dicoba dilakukan terhadap Perum Perhutani awal tahun 2000-an dan gagal.

“Segera PT. Perhutani berubah kembali menjadi Perum.”

“Bila kembali diubah jadi persero berarti tanggung jawab Perhutani terhadap kesejahteraan sosial masyarakat desa hutan hilang.”

“Ini akan sulit nengingat ketergantungan ekonomi dan sosial puluhan juta jiwa telah terangkai selama ratusan tahun,” kenangnya sedih.

Baca juga: Ternyata Paparan Sinar Matahari Pengaruhi Suasana Hati

“Sebaiknya pihak Direksi Perhutani berinisiatif mengundang para sesepuh kehutanan untuk berdialog terbuka dan jernih memecahkan masalah yang dihadapi Perhutani, lembaga kehutanan kebanggaan semua rimbawan Indonesia itu,” pungkas Transtoto. (*)