G2R Tetrapreneur Hadirkan Kewirausahaan Desa sebagai Kebaruan Ikonik Global

485
Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D., menyampaikan paparannya yang berjudul ‘Pengenalan Konsep Bisnis Tetrapreneur (Blended with Technopreneurship): Best Practice G2R Tetraprneur’. Foto: Dok. Pribadi
Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D., menyampaikan paparannya yang berjudul ‘Pengenalan Konsep Bisnis Tetrapreneur (Blended with Technopreneurship): Best Practice G2R Tetraprneur’. Foto: Dok. Pribadi

KAGAMA.CO, BANDUNG – Selama ini produk dianggap lebih baik, lebih penting daripada pembuatnya.

Padahal anggapan bahwa technology better than human itu sudah tidak sesuai.

Era economic 3.0 justru ‘membumikan’ sebuah produk mutakhir yang sangat dipuja-puja.

Tidak akan ada produk yang semakin canggih jika tidak ada kolaborasi yang baik dari manusia sebagai pembuatnya.

Salah satu syarat terciptanya kondisi tersebut adalah gotong-royong.

Baca juga: Peneliti UGM Dapat Beri Masukan untuk Agenda Strategis Presidensi Indonesia G20

Pandangan tersebut disampaikan disampaikan oleh Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D. selaku founder, konseptor, dan Tenaga Ahli Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur sekaligus Dosen senior di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) saat menjadi salah satu narasumber dalam seminar nasional yang digelar secara daring dan luring oleh Himpunan Mahasiswa Ekonomi dan Studi Pembangunan (Himaspa) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pasundan (Unpas) belum lama ini.

Seminar nasional tersebut mengangkat tema “Economic Innovation 3.0: Technopreneurship sebagai Solusi untuk Mengembangkan Ide Wirausaha di Era Post Pandemic”.

Dalam paparan yang berjudul ‘Pengenalan Konsep Bisnis Tetrapreneur (Blended with Technopreneurship): Best Practice G2R Tetraprneur’, Rika Fatimah menjelaskan mengenai hubungan antara G2R Tetrapreneur dan economic 3.0. G2R Tetrapreneur yang selama ini berjalan di Daerah Istimewa (D.I.) Yogyakarta, merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat pendekatan utama, yaitu Tetra 1 adalah Rantai Wirausaha; Tetra 2 adalah Pasar Wirausaha; Tetra 3 adalah Kualitas Wirausaha; dan Tetra 4 adalah Merek Wirausaha.

G2R Tetrapreneur merupakan suatu model yang menghadirkan kewirausahaan desa sebagai sebuah kebaruan ikonik global, yang menciptakan aliran kemanfaatan baik finansial maupun non-finansial yang terus menerus.

Baca juga: Dosen UGM Kembangkan Teknologi Big Data dan Cloud untuk Mitigasi Covid-19 serta Bencana