Pakar UGM Tekankan Pentingnya Sarapan bagi Tubuh

375
Sarapan menjadi bahan energi yang membuat kondisi otak segar sehingga menjadikan mood bagus. Foto: Instagram #sarapanpagi
Sarapan menjadi bahan energi yang membuat kondisi otak segar sehingga menjadikan mood bagus. Foto: Instagram #sarapanpagi

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Sarapan merupakan waktu yang sering terabaikan bagi kebanyakan orang.

Beragam alasan melewatkan sarapan mulai dari tidak sempat hingga tidak terbiasa sarapan.

Padahal banyak manfaat dari sarapan pagi dan penting bagi tubuh kita.

Ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz., M.P,H., RD., menjelaskan mengapa sarapan penting untuk dilakukan.

Salah satunya, sarapan menjadi sumber energi atau penyedia bahan bakar bagi tubuh untuk beraktivitas di siang hari.

“Kalau habis tidur 8 jam tidak makan dan minum otomatis kadar glukosa dalam tubuh rendah.”

“Jika tidak mengonsumsi makanan setelah bangun tidur makan akan lemas karena tidak akan bahan bakar yang masuk,” paparnya, Kamis (24/2/2022).

Mirza mengungkapkan sarapan pagi adalah makanan yang tidak akan pernah disimpan dalam tubuh sebagai lemak karena digunakan untuk beraktivitas.

Dengan begitu, bagi orang yang ingin menjaga berat badan tidak perlu tidak melewatkan sarapan dan khawatir berat badan akan naik karena sarapan.

Sebab, jika melewatkan sarapan menjadikan tingkat lapar menjadi lebih besar saat waktu makan siang dan sore.

Asupan makanan saat makan siang dan sore menjadi lebih banyak sementara aktivitas cenderung berkurang atau tidak sepadat saat pagi hari sehingga akan menjadi simpanan lemak.

Manfaat dari sarapan selanjutnya adalah menjadi sumber energi bagi otak sehingga meningkatkan fungsi kognitif dan konsentrasi. Sebaliknya jika tidak sarapan maka fungsi kognitif otak berkurang.

“Glukosa dari karbohidrat menjadi energi bagi otak.”

“Dengan sarapan otomatis membuat otak berfungsi dengan baik dan bagi anak-anak atau pelajar membantu meningkatkan kecerdasan memori mata pelajaran yang didapat,” tuturnya.

Baca juga: Sarapan Belum Jadi Kebiasaan bagi Anak-Anak Indonesia