Transtoto: Meski Deklarasi Peduli Hutan Didukung dan Dilakukan Tapi Tak Mudah Mewujudkannya

206
Dr. Transtoto Handadhari, Ketua Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI), membacakan Deklarasi Peduli Hutan 22.2.22. Foto: YPHI
Dr. Transtoto Handadhari, Ketua Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI), membacakan Deklarasi Peduli Hutan 22.2.22. Foto: YPHI

KAGAMA.CO, JAKARTA – Setelah tertunda dua tahun karena pandemi Covid-19 gagasan Dr. Transtoto Handadhari, Ketua Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI), melaksanakan Deklarasi Peduli Hutan dapat dilaksanakan tanggal 22 Februari 2022 silam di Gunung Kidul,Yogyakarta.

Perwujudan deklarasi yang disertai peresmian Gerakan Tanam Jadi Nusantaraku (GERTAM-NUSAKU) yang dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diwakili oleh Wakil Menteri Dr. Alue Dohong, disertai anggota Komisi IV DPRRI Ir. KRT. Darori Wonodipuro, Irjenpol (Pur) Drs. Bekto Suprapto Ketua Gerakan Tanam Jadi Nusantara (GERTAM-NUSAKU), Yohanis C. Walean Dirut KOPRABUH dan NUSAKU COIN, perwakilan dari Gubernur DI Yogyakarta serta para pejabat dan masyarakat diharapkan merupakan awal dimulainya era “hati bersih dan tanpa kecurangan” dalam pengelolaan dan pengusahaan hutan Indonesia.

Menurut Transtoto Handadhari, Deklarasi Peduli Hutan 22.2.22 memiliki nilai luhur yang sangat strategis dan penting bagi kelestarian fungsi hutan.

Baca juga: Deklarasi Peduli Hutan Lestari Terwujud, Pemerintah dan DPR Beri Apresiasi

Gerakan penanaman tanam jadi melalui pemanfaatan uang kripto NUSAKU adalah wujud upaya nyata perbaikan hutan.

Namun Transtoto sendiri menyatakan tidak mudah mewujudkannya, meskipun kita semua harus berusaha melakukannya.

“Saya melihat sifat kemunafikan dan kesadaran untuk bersikap jujur dan mengutamakan kepentingan umum masih rendah, bahkan tetap menggejala,” ujarnya, Rabu (23/2/2022).

Baca juga: Deklarasi Peduli Hutan 22222 Miliki Arti sangat Strategis bagi Kelestarian Fungsi Hutan

“Baik itu di pemerintahan, penguasa dan pengusaha hutan bahkan di masyarakat umumpun masih tidak mudah bagi kami mendapatkan dukungan untuk “tidak cheating” dalam hal pemanfaatan hutan.”

“Dalam kasus menyiapkan deklarasi inipun saya menghadapi antara lain asosiasi yang paling berpotensi merusak hutan dan lahanpun sangat sulit diminta perhatian dan dukungannya,” pungkas Transtoto di balik optimisme dan semangat yang terus dikembangkannya. (*)