Kepala BRIN Minta FT UGM Perkuat Riset dan Inovasi Keteknikan

392
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc mengatakan aktivitas riset masih didominasi lembaga pemerintah menjadi persoalan riset di tanah air. Foto: Humas UGM
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc mengatakan aktivitas riset masih didominasi lembaga pemerintah menjadi persoalan riset di tanah air. Foto: Humas UGM

KAGAMA.CO, JAKARTA – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc., meminta Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada (UGM) dapat memperkuat riset dan inovasi di bidang keteknikan.

Hal tersebut disampaikan dalam peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-76, Kamis (17/2/2022).

“Semoga dies natalis ke 76 FT UGM ini kembali mengingatkan kita tidak hanya terkait dengan kehebatan kita di masa sebelumnya, tetapi justru harus menjadikan apa yang sudah kita lakukan selama 76 tahun ini bisa menjadi bekal untuk makin memperkuat kita semua khususnya dalam melakukan riset dan inovasi di bidang-bidang keteknikan,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, Laksana turut menyampaikan tiga arah pembangunan ekosistem riset di Indonesia yakni sumber daya manusia (SDM) unggul (70 persen), infrastruktur riset (20 persen), dan anggaran (10 persen).

SDM unggul punya porsi terbesar dalam ekosistem riset.

SDM unggul ini bisa berkembang jika ada infrastruktur.

Baca juga: Nusantara Ibu Kota Negara Baru Trigger UGM Jadi Universitas Terbaik ASEAN Berkelas Dunia

Meskipun anggaran memiliki porsi paling kecil, anggaran berfungsi sebagai enabler utama.

Riset tidak bisa mulai tanpa ada anggaran.

Namun secara umum yang paling utama memiliki kontribusi terbesar sebagai input untuk melakukan aktivitas riset dan inovasi itu SDM unggul.

“Kita harus fokus pada pengembangan SDM unggul, termasuk di bidang keteknikan”, tegas Kepala BRIN.

Laksana mengatakan aktivitas riset masih didominasi lembaga pemerintah menjadi persoalan riset di tanah air.

Selain itu, dominasi terjadi di 74 kementrian dan lembaga.

Karenanya integrasi berbagai lembaga ini dalam BRIN menjadi integrasi sumber daya riset (SDM, infrastruktur, anggaran) dan inovasi, bukan integrasi kelembagaan.

Sementara untuk memperkuat aktivitas riset dan inovasi di Indonesiapihajnya telah menyusun strategi regulasi, open platform, serta mobilitas riset. (*)