Nikolas Agung, Besarkan AMKA lewat Project Creating dan Strategic Partnership

1368

Terobosan di Tengah Pandemi

Saat ini seperti umumnya badan usaha lainnya yang terkena dampak pandemi Covid-19, AMKA mengalami kondisi yang sama. “Pandemi segalanya jadi uncertain, tapi sebenarnya kami sedang ditempa di era disruption yang datang tiba-tiba dan cepat. Dampaknya, ada beberapa proyek AMKA yang batal akibat pandemi. Di tengah situasi seperti ini, saya berusaha keras membawa AMKA mampu menyintas dan berkelanjutan.”

“Oleh sebab itu, saya menerapkan konsep project creating dan strategic partnership. Saya juga memposisikan AMKA sebagai  BUMN Karya yang fleksibel sehingga banyak potensi proyek yang datang. Tentu saja kami menyeleksi atau sortir proyek-proyek yang datang itu secara cermat dan hati-hati,” ujar pria kelahiran Kota Malang ini.

Nikolas Agung siap merangkul mitra-mitra bisnis baru supaya proyek-proyek bisnis PT Amarta Karya dapat berkembang lebih besar. Foto: KAGAMA.CO/Jos
Nikolas Agung siap merangkul mitra-mitra bisnis baru supaya proyek-proyek bisnis PT Amarta Karya dapat berkembang lebih besar. Foto: KAGAMA.CO/Jos

Kedua, menurutnya, how to survive and way to compete. Dia membentuk unit-unit usaha yang memang dalam beberapa tahun ke depan akan menjadi tren. “Contohnya, dengan konsep strategic partnership, kami memiliki dan mengembangkan brand Amarta Geospatial Solution yang bergerak di sektor jasa pemetaan geografi baik di darat maupun di laut. Pemetaan ini secara internal diperlukan, tapi secara brand dapat kami jual untuk keperluan infrastruktur.”

“Kami juga mempunyai brand ARDC Eco Creative (Amarta Reka Daya Cipta). Lewat brand ini, bersama dengan mitra strategis, kami memproduksi sabut kelapa menjadi coco board bahan mebel, bahan packaging pengganti kayu. Produk dari sabut kelapa ini sudah diakui di mancanegara, terbukti kami sudah memperoleh kontrak eksklusif dari IKEA Global untuk 10 tahun ke depan. Kami sudah menandatangani MoU dengan Suzuki untuk memproduksi packaging material pengganti kayu untuk ekspor mobil.”

Baca juga: Bank Indonesia Aktif Promosikan dan Kembangkan UMKM Tanah Air

“Bahkan kami mempunyai prototipe rompi dan helm anti peluru yang terbuat dari sabut kelapa sebagai substitusi bahan kevlar. Produk kami ini sudah lolos uji dan  kami sudah mendaftarkannya untuk mendapatkan sertifikasi SNI. Semoga tahun depan, kami sudah dapat memproduksinya secara massal. Produk-produk semacam ini merupakan eco product yang memiliki nilai jual tinggi di pasar Eropa.”

“Kami pun bermitra untuk memproduksi kompor induksi sebagai upaya membantu mewujudkan program pemerintah mengurangi subsidi LPG (liquid petroleum gas). Dalam rangka utilisasi workshop, kami memanfaatkan workshop yang kami miliki untuk membuatnya. Produk kompor induksi ini sedang kami patenkan dan semoga tahun depan sudah dapat berproduksi secara massal. Keunggulan produk kami, hemat listrik, dengan input 200 Watt mampu menghasilkan output sebesar 1000 Watt,” ungkap Nikolas.

Saat ini AMKA juga tengah bekerja sama dengan provider pemilik teknologi ekstraksi nikel untuk memproduksi baterai. Teknologinya merupakan karya anak bangsa dan sudah dipatenkan. “AMKA melakukan kerja sama eksklusif karena melihat celah. Kalau BUMN tidak mengayomi mereka maka teknologi akan lari ke luar negeri.”

“Sementara Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan menghentikan ekspor bahan mentah nikel. BUMN mesti mendukung kebijakan tersebut. AMKA diberi kesempatan pertama untuk memanfaatkan teknologi ekstraksi nikel tersebut, maka saya mengambil peluang tersebut. Memang nantinya akan perlu investasi, tapi dengan konsep strategic partnership ini maka saya yakin investor pasti akan datang.”

“Ke depan, bukan tidak mungkin kami akan terus merangkul mitra-mitra bisnis baru supaya proyek-proyek bisnis kami dapat berkembang lebih besar. Keuntungannya bukan hanya diraih AMKA dan mitra bisnisnya, tetapi juga Merah Putih,” pungkas Nikolas dengan mantap.  Jos