Hutan Lindung Sungai Wain, Diminati Turis Mancanegara Tapi Dilewatkan Turis Domestik

897

Baca juga: KABIOGAMA Berbagi Tali Asih untuk Relawan dan Nakes Covid-19 di DIY

“Hingga sekarang, HLSW dikelola oleh Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur.”

“Di wilayah yang saat ini tinggal efektif 9.000-an hektar ini masih menjadi habitat fauna langka seperti bekantan, orang utan, beruang madu, monyet merah, merak kaisar, berak kerdil, tarsius dan enggang bahkan kunang-kunang,” jelasnya.

Ia menambahkan, kekayaan flora langka juga tidak kalah antara lain mulai dari kantung semar, spesies endemik akar bajakah, rotan, ulin, rengas, dan durian racun.

Yuniar Surindrasworo, Ketua Harian KAGAMA Balikpapan menyampaikan apresiasi kepada rekan-rekan relawan, ranger dan pokdarwis masyarakat di sekitar HLSW yang masih konsisten menjaga kelestarian hutan.

Menurut Yuniar, masa pandemi terasa sekali dampaknya bagi pokdarwis dan warga karena jumnlah turis mancanegara yang berkurang drastis bahkan hampir tidak ada.

Baca juga: Membangun Bangsa dari Pinggiran Dimulai oleh Kampus Kerakyatan

“Sebelum pandemi dahulu angka kunjungan masih 1.500 turis per tahun yang membawa manfaat selain edukasi juga ekonomi masyarakat melalui penyediaan homestay dan souvenir.”

“Para pecinta alam liar dan ‘bird watching’ bisa menghabiskan waktu berhari-hari di HLSW untuk eksplore dan menemukan satwa dan tanaman langka yang dicari untuk dipelajari dan didokumentasikan,” ujarnya.

Pihaknya menjelaskan, KAGAMA Balikpapan akan mengajak komunitas KAGAMA di seluruh Indonesia untuk mempromosikan potensi-potensi pendidikan, penelitian dan wisata HLSW.

Harapanya, kata Yuniar, pada era baru pasca pandemi HLSW kembali bersinar sebagai salah satu tujuan turis domestik dan mancanegara.

Sebagai penutup pertemuan di lamin ulin, Didiek Anggrat Pembina KAGAMA Indobizz spontan mengajak kerja sama pelatihan kepada perajin souvenir ukiran kayu.

Baca juga: Wujudkan Herd Immunity, KAGAMA Karanganyar Gandeng RSUD Karanganyar Gelar Vaksinasi

Hal tersebut sebagai upaya pemanfaatan limbah kayu dengan alat ukir yang lebih modern.

“Untuk meningkatkan mutu dan pemasaran kerajinan masyarakat pokdarwis,” ujar Didiek.

Kegiatan dilanjutkan dengan trekking bersama menyusur jalur domestik HLSW yang diikuti oleh warga Kagama Balikpapan.

Ada beberapa anak-anak usia 10 tahun yang ikut serta, hal ini dimaksudkan sebagai bukti bahwa treking masuk HLSW bisa menjadi pilihan wisata alam.

Untuk diketahui, di lokasi ini, pengunjung juga dapat menikmati trekking pendek dengan melintasi jalur sepanjang 400 meter di atas titian kayu, yaitu jembatan pajang yang ada di dekat waduk air Sungai Wain.

Pengunjung juga bisa menikmati trekking sepanjang 3 km sambil melihat-lihat beberapa tumbuhan langka, seperti Kantung Semar.

Untuk dapat menikmati aneka ragam tumbuhan dan juga binatang langka, seperti mengamati beruang madu yang berjumlah 60 ekor, pengunjung perlu mendapatkan ijin khusus dari pihak pengelola.

Jika ingin menikmati pemandangan pedalaman kawasan HLSW yang lebih menantang lagi, pengujung perlu melakukan trekking sepanjang 8 km hingga sampai di base camp Jamaluddin yang terletak di jantung HLSW. (Nn/-Th)

Baca juga: KAGAMA Pertanian Kumpulkan Dana Abadi Ratusan Juta Rupiah untuk Beasiswa Pendidikan