Rekam Jejak Ali Ghufron Mukti, Sang “Doktor” Asuransi Jaminan Kesehatan

1964

Baca juga: Ganjar Ajak KAGAMA Purworejo Bantu Masyarakat Hadapi Pandemi

“Dan kami sudah bekerja sama dengan Jerman dan berbagai institusi di dunia,” jelasnya.

Peran serta Ghufron di bidang pelayanan kesehatan tak berhenti di situ.

Saat menjabat sebagai Dekan pada 2008, ia kemudian didapuk sebagai ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) yang anggotanya dekan dekan Fakultas Kedokteran seluruh Indonesia.

Selanjutnya, Ghufron kemudian diminta menjadi Wakil Menteri Kesehatan RI pada 2011-2014 dan kemudian sebagai Plt Menteri Kesehatan RI.

Adapun pada saat menjadi Wamenkes RI yang kemudian sempat menjadi Plt. Menkes menggantikan Endang Rahayu (2012), Ghufron juga ikut merancang BPJS sebagai Ketua Tim Persiapan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan.

Doktor HC Asuransi Jaminan Kesehatan

Kiprah Ghufron di bidang pelayanan kesehatan lantas dilirik oleh masyarakat dunia.

Sering Ghufron mengisi kuliah di kampus-kampus top luar negeri.

Baca juga: Dirut RSUP Prof. Kandou Apresiasi KAGAMA Manado dan Komunitas Jurnalis Penyintas Sulut Bantu Penangan Covid-19

Antara lain di Coventry University Inggris, Harvard Amerika, Nottingham, dan Universitas Tokai Jepang.

Selain itu, Ghufron juga pernah diundang secara khusus oleh ECOSOC, Dewan Ekonomi dan Sosial PBB yang menangani penyelidikan dan menyusun laporan tentang soal-soal ekonomi, sosial, pendidikan, dan kesehatan di seluruh dunia.

“Saya kebetulan diminta bantu di WHO itu ada sekitar 2 tahun lebih dalam menyusun strategi pengembangan SDM kesehatan dunia.”

“Akhirnya diberikan Doktor HC. Meskipun saya sudah doktor pada tahun 2000,” imbuhnya.

Sejak dilantik sebagai Dirut BPJS oleh Presiden Jokowi pada Februari lalu, komitmen untuk melayani masyarakat luas terus dilakukan Ghufron.

Pokoknya, kata Ghufron, pihaknya ingin seluruh masyarakat memiliki akses jaminan kesehatan atau fasilitas kesehatan tanpa kesulitan keuangan.

Hal tersebut ia wujudkan salah satunya dengan prinsip customer focus oriented service.

“Orientasinya pada pelayanan pelanggan. Sehingga pelanggan dan pemangku kepentingan lain itu terpenuhi kebutuhan dan keinginannya. Istilahnya pelayanan prima.”

“Prinsipnya itu kami harus ikhlas. Niat yang benar. Kita memang ingin menolong,” imbuh peraih penghargaan Health Warrior Award 2019 ini. (Th)

Baca juga: KAGAMA NTB Serahkan Bantuan untuk Keluarga Pasien Covid-19 di RS Patut Patuh Pacu Lombok Barat