Baca juga: Hal-hal yang Perlu Dilakukan Pengelola Wisata di Era Pandemi
Di sisi lain, pandemi mengingatkan Transtoto pada azas sumber kehidupan yang sangat patut dikembangkan.
Yakni kembali kepada kekayaan sumber daya alam tanah, air dan matahari yang kita miliki.
“Seruan Stay at Home yang sedang kita dengungkan sangat tepat untuk menghadapi pandemi.”
“Tapi akan sulit dilakukan pada keluarga-keluarga yang tidak akan bisa makan tanpa bekerja di luar rumah,” ujarnya.
Untuk itu, kata Transtoto, ia mengajak masyarakat kembali ke basis perekonomian yang paling aman.
Yakni memuliakan budidaya pertanian sebagai home front perekonomian nasional, bahkan bagi kelangsungan hidup rumah tangga.
“Tanam sayur, ubi, cabe serta tumbuhan jejamuan di pot dan karung.”
Baca juga: Gandeng Ormas Adat, KAGAMA Manado Salurkan Masker kepada Walikota Manado
“Piara ayam, ikan, dalam kandang di rumah. Merupakan langkah-langkah bijak menghadapi Covid-19 ini,” ujar Ketua Umum Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI) itu.
Menurut Transtoto, bila hal tersebut dilakukan secara merata dalam gerakan, maka seruan WfH atau Stay at Home jadi efektif.
Di samping bantuan sosial yan wajib dijalankan pemerintah dengan dukungan masyarakat yang mampu.
“Kita tak hanya boleh ikut menangis. Kita bisa menjadi inisiator sekecil apa pun untuk peduli dan empati terhadap kesulitan sosial di sekitar kita.”
“Gerakan Nasional Peduli Kemelaratan Masyarakat Indonesia (GN-PKMI)”. Mari Bersama kita lakukan sekarang,” ajaknya. (Th)
Baca juga: Kagama Singapura Berdonasi Jutaan Rupiah untuk Program Canthelan
