Inovasi yang Agung Terapkan di WIKA Berkat Nilai-nilai yang Diperoleh dari ‘Kampus Ndeso’

1376

Baca juga: Kagama Papua Barat Dukung Pembangunan Gedung Sekretariat Ikatan Keluarga Sunda, Jawa dan Madura di Kota Sorong

Salah satunya Prof. Bambang Suhendro yang telah menancapkan ilmu dasar Analisa Teknik dengan sangat mengesankan dan hal ini menjadi salah satu inspirator Agung, yaitu bekerja SMART.

Menurut Agung, ilmu tersebut jangkauannya amatlah jauh. Agung merasa akarnya Teknik Sipil ia temukan dalam kelas tersebut.

“Secara tidak langsung berpengaruh ke pembangunan. Kita juga harus berinovasi terkait ketekniksipilan. Saya dapat dari beliau,” kata Agung.

Agung masih ingat, Pak Bambang begitu tenang dalam mengajar.

Ketenangan itulah yang mampu membius para mahasiswa untuk mau mempelajari ilmu yang dianggap sulit itu.

“Beliau nggak banyak ngomong,” imbuhnya.

Agung menilai dosen-dosen UGM begitu hebat. Melahirkan banyak lulusan yang turut berkontribusi membangun bangsa.

Baca juga: Bupati Alumnus UGM Ini Ingin Masyarakat Tambrauw Sejahtera dengan Potensi Perikanan yang Melimpah

Mulai presiden, kepala daerah, menteri, peneliti, pengajar, hingga profesional. Menurut Agung, semunya ada dan membumi.

Namun demikian, menurut Agung, ada dua kekurangan yang dimiliki warga UGM.

Yang pertama, kata Agung, adalah keberanian untuk mengemukakan pendapat.

Artinya, banyak orang pintar dari UGM tapi kurang bisa berargumentasi atau mengemukakan pendapat, jadi seolah-olah tidak cakap.

Padahal, menurut Agung sebenarnya mereka berkompeten. Agung menduga barangkali akibat kultur pakewuh yang melatarbelakanginya.

“Yang kedua, rata-rata lulusan dari Jogja bahasa Inggrisnya kurang, beda dengan lulusan dari Jakarta maupun Bandung. Itu nilai negatif menurut saya.”

“Saya berkaca di WIKA. Kurang tahu kalau di luar. Hal itu sudah saya sampaikan ke dosen-dosen UGM biar ke depan kita tidak ketinggalan,” pungkasnya. (Th)

Baca juga: Aktif adalah Senjata Rivan Purwantono dalam Mengubah Takdir